Mohon tunggu...
Rini Atika
Rini Atika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi membaca, menulis, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menutup Kesenjangan Gender untuk Masa Depan yang Lebih Baik

11 Maret 2024   15:37 Diperbarui: 11 Maret 2024   15:46 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menutup kesenjangan gender merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat global saat ini. Upaya ini tidak hanya mengarah pada pencapaian kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan tetapi juga memiliki implikasi yang luas terhadap kemajuan sosial-ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi kemajuan signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender secara penuh dan melenyapkan diskriminasi yang masih merajalela di banyak sektor masyarakat.

Pertama, pendidikan merupakan salah satu area kunci di mana kesenjangan gender harus ditutup. Meskipun akses terhadap pendidikan bagi perempuan telah meningkat, masih terdapat disparitas dalam kualitas pendidikan yang diterima oleh laki-laki dan perempuan, serta dalam pilihan subjek dan karir yang dianggap 'sesuai' untuk masing-masing gender. Mengatasi stereotype dan hambatan budaya yang mencegah perempuan dan anak perempuan dari mengejar pendidikan dan karir dalam bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM) adalah langkah penting untuk tidak hanya menutup kesenjangan gender tetapi juga untuk memastikan bahwa dunia tidak kehilangan inovasi dan talenta.

Kedua, di tempat kerja, perempuan sering kali menghadapi ketidaksetaraan dalam hal upah, peluang promosi, dan representasi di posisi kepemimpinan. Selain itu, perempuan lebih sering bekerja dalam kondisi yang tidak stabil dan kurang terlindungi, seperti pekerjaan paruh waktu, kontrak, atau pekerjaan informal. Menutup kesenjangan ini memerlukan kebijakan yang mendukung kesetaraan upah, mengatasi bias gender dalam perekrutan dan promosi, serta mengembangkan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung keseimbangan kehidupan kerja.

Ketiga, pemberdayaan ekonomi perempuan adalah komponen kritis lainnya. Ini mencakup akses yang setara terhadap sumber daya ekonomi seperti kredit, tanah, dan teknologi; kesempatan berwirausaha; serta partisipasi penuh dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pemberdayaan ini tidak hanya menguntungkan perempuan tetapi juga memiliki dampak positif yang luas terhadap kesejahteraan keluarga dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Keempat, enting untuk menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, yang merupakan salah satu manifestasi paling ekstrem dari ketidaksetaraan gender. Kekerasan ini merugikan kesehatan fisik dan mental korban dan menghambat partisipasi mereka dalam kehidupan publik dan ekonomi. Menangani masalah ini memerlukan tindakan hukum yang kuat, pendidikan publik, dan dukungan terhadap korban.

Untuk mencapai semua ini, dibutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua sektor masyarakat: pemerintah harus mengimplementasikan dan menegakkan hukum yang mendukung kesetaraan gender; sektor swasta harus mengadopsi praktik yang mendukung keragaman dan inklusi; dan masyarakat sipil, termasuk media, harus memainkan perannya dalam mengubah norma-norma sosial yang ketinggalan zaman dan diskriminatif.

Menutup kesenjangan gender bukanlah tugas yang mudah atau cepat; ini adalah perjuangan yang membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan dedikasi. Namun, manfaat dari dunia yang lebih setara tidak hanya akan dirasakan oleh generasi saat ini tetapi juga oleh generasi masa depan. Kita memiliki tanggung jawab moral untuk bertindak sekarang dan memastikan bahwa semua individu, terlepas dari gender mereka, memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi penuh mereka dan berkontribusi pada masyarakat. Melakukan langkah konkret untuk menutup kesenjangan gender bukan hanya soal keadilan sosial; ini adalah kebutuhan ekonomi dan kunci untuk masa depan yang lebih baik bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun