Hari ketiga :
Dihari ketiga, Tanoto Scholars kembali ke Sport Center, bukan untuk mengenang Opening Ceremony yang berlangsung di hari pertama, namun untuk Outbound!! Yeaay!!!
Outbound dilakukan dihari jumat, dibawah terik matahari Kerinci yang menyengat kulit namun tidak mengurangi sedikitpun semangat Tanoto Scholars untuk berkompetisi menjadi tim terbaik. Implementasi dari tema ‘Learn and Lead’ sungguh terasa disini, sebab dari belasan permainan, semuanya menguji koordinasi, serta kekompakan tim. Banyak games yang tak mudah dilupakan seperti games Dancing Bridge yang menuntut peserta berjalan diseutas tali pada ketinggian tertentu, menyusun 15 krat hingga ketinggian belasan meter, membuat dan adu cepat dayung rakit dan sebagainya. Seperti halnya jargon Tanoto Scholars Association Jogja, Outbound Tanoto Scholars Gathering 2015 apabila digambarkan dalam dua kata yaitu ‘OOOOONN FIREE!!’ :D
Hari Keempat :
Lelah dibadan dan kulit yang menghitam karena outbound dihari ketiga serasa terbayarkan keesokan harinya. Seperti dimanjakan, Tanoto Scholars diberikan aktivitas didalam kelas pada hari keempat. Tak tanggung-tanggung kelas yang didapatkan oleh Tanoto Scholars adalah Kelas Public Speaking dan Personal Branding langsung dari ahlinya yaitu Becky Tumewu dan Erwin Parengkuan yang jauh-jauh terbang dari Jakarta untuk menyampaikan materinya. Selain itu, kelas terakhir adalah kelas Kompasiana Blogshop yang digelar untuk menunjang personal branding skill para Tanoto Scholars didunia maya.
Sesi talk show puncak adalah sesi bersama Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto, Founding father of RGE Group sekaligus perintis Tanoto Foundation. Sesi ini begitu emotional bagi Tanoto Scholars hingga ada beberapa Tanoto Scholars yang menangis sembari mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto. Dalam sesi singkat ini, Bapak Sukanto bercerita tentang masa muda beliau yang penuh dengan perjuangan dan beliau juga tak henti-hentinya memotivasi Tanoto Scholars untuk berbuat lebih daripada beliau sehingga bisa mendapatkan kesuksesan yang jauh melebihi beliau mengingat fasilitas yang Tanoto Scholars miliki kini lebih baik daripada apa yang beliau miliki dulu.
“Saat senang selalu persiapkan ‘what if’ karna hidup tidak selalu flat, but don’t give up. Never stop learning, build up your competitive advantage. Kalo kita tidak kuat tapi bermaksud baik, Tuhan pasti melindungi.” Kata Pak Tanoto meyakinkan seluruh Tanoto Scholars.
Sayang tak berlangsung lama, talk show inipun ditutup dengan foto bersama. Hadir kembali Kak Anderson Tanoto mendampingi kedua orang tuanya tersebut kala itu.
Usai talk show diumumkan berbagai macam award untuk Tanoto Scholars Association, yang paling menarik adalah pengumuman pemenang untuk Pentas Seni yang berhasil diperoleh Tanoto Scholars Association Medan. Sulit digambarkan betapa meriahnya pentas yang mereka tampilkan, yang pasti Tanoto Scholars Association Medan menggabungkan empat kebudayaan yaitu Batak, Melayu, Chinese, dan India. Mereka menyadari bahwa di Medan terdapat akulturasi empat budaya sebab penduduknya didominasi dari empat etnis tersebut. Sungguh pertunjukan yang menggambarkan Bhineka Tunggal Ika khas Indonesia. Salut untuk Tanoto Scholars Association Medan.
Hari terakhir menjadi hari terpanjang bagi kami Tanoto Scholars, acara dilanjutkan di Sport Center namun kali ini bukan dengan long-march melainkan dengan diangkut bus. Tampaknya panitia berbaik hati melihat anak-anak manusia yang sudah lelah fisiknya, terbakar kulitnya, namun masih ingin menghabiskan waktu bersama dengan kawan-kawan barunya *hiperbola mode: on*. Di Sport Center, Bina Warga telah menyiapkan berbagai games, seperti halnya games domino yang membuat kami, ratusan orang jatuh tersungkur bersamaan, tapi lagi-lagi menyenangkan. Pesta kembang api semakin memeriahkan malam terakhir Tanoto Scholars Gathering. Semuanya menari, menyanyi, dan berpelukan satu sama lain menyadari bahwa keseruan malam itu sekaligus adalah Closing Ceremony Tanoto Scholars Gathering 2015. Sekali musik berhenti semuanya kompak berteriak “Lagi! Lagi!! Lagi!” berharap panitia mengulur waktu.
Kami lebih dari 200 orang yang semula datang dengan warna almamater yang berbeda akhirnya mengenakan kaos dan topi hijau yang sama dari Tanoto Foundation.