Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa baru tak jarang yang menimbulkan stres. Stres secara umum diartikan sebagai kejadian yang mempengaruhi semua dimensi kehidupan manusia dan akan mengganggu individu dalam menyelesaikan masalahnya, mengganggu pandangan hidup, masa depan, dan kesehatannya (Potter & Perry, 2005). Stres akademik merupakan salah satu masalah paling serius yang dihadapi siswa. Berbagai masalah dapat terjadi dalam aktivitas akademik siswa, banyaknya aktivitas yang harus diselesaikan, banyaknya harapan yang harus dipenuhi, manajemen waktu yang buruk, dan tumpukan pekerjaan rumah terkadang menyebabkan siswa merasa kewalahan. Namun, stres tidak serta merta menghalangi keberhasilan. Dengan strategi yang tepat, mahasiswa dapat mengelola stres tanpa membahayakan kesehatan mental mereka. artikel ini akan mengungkap rahasia bagaimana mahasiswa dapat menangani stres akademik secara efektif sambil tetap menjaga keseimbangan hidup.
Apa Itu Stres Akademik ?
Stres akademik merupakan suatu respon yang ditimbulkan oleh stimulus-stimulus yaitu tantangan dan tuntutan akademik yang menimbulkan ketegangan, perasaan tidak nyaman dan perubahan perilaku. Stres ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Hubungan dengan Orang Lain. Hubungan dengan orang lain yang dapat mempengaruhi stres akademik adalah Konflik antara individu dengan teman di sekolah/kampus, begitu juga masalah dan kekecewaan di rumah, semuanya dapat berdampak pada tingkat stres akademik. Teman di sekolah termasuk teman sekamar dan teman dekat.
- Faktor Personal. Aspek personal mencakup hal-hal yang personal bagi setiap individu. Ini termasuk pola tidur, kebiasaan makan, masalah keuangan, masalah kesehatan, tugas yang harus dipenuhi, dan tekanan.
- Faktor akademik. Stres akademik meliputi meningkatnya beban tugas yang bertambah, nilai rendah, waktu belajar yang panjang, kesulitan memahami bahasa, ujian, dan pelajaran yang terlewat.
- Faktor lingkungan. Stres akademik dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kurangnya waktu liburan atau istirahat, kondisi tempat tinggal yang buruk, perceraian orang tua, serta pindah ke tempat baru.
Stres akademik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif seperti prestasi akademik yang buruk, masalah kesehatan mental, dan kelelahan emosional (burnout). Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami cara mengendalikan stres mereka dengan baik.
Dampak Stres Akademik pada Kesehatan Mental
Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk:
- Kecemasan Berlebih. jika seseorang memiliki tingkat stres yang tinggi, maka juga dapat menjadi potensi kelelahan yang berujung pada kecemasan. Mahasiswa mungkin merasa takut gagal sehingga sulit untuk berkonsentrasi.
- Depresi. Tekanan yang terus menerus dapat menyebabkan seseorang mengalami kesedihan hingga perasaan putus asa, hingga berakhir pada perasaan depresi.
- Insomnia. Insomnia atau kesulitan tidur dapat terjadi pada orang yang sedang stres. Menurut Saswati dan Maulani dalam (Tasalim dan Cahyani, 2021), insomnia dapat menyebabkan seseorang kehilangan perhatian saat belajar, stres yang meningkat, mudah lelah, dan pusing hampir setiap kali bangun tidur.
- Kelelahan Emosional (burnout). Burnout merupakan suatu kondisi di mana kelelahan fisik, mental, dan emosional berkembang sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan yang membutuhkan tingkat emosi yang tinggi dan intens dalam jangka waktu lama yang membuat seseorang kehilangan motivasi.
Namun, penting untuk diingat bahwa stres bukanlah musuh bagi kekalahan. Stres dapat menjadi motivator untuk menyelesaikan tugas dan menghadapi tantangan. Kuncinya adalah bagaimana mengelolanya secara efektif.
Rahasia Mengelola Stres Akademik Secara Efektif
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu mahasiswa mengatasi stres akademik:
- Mendekatkan diri kepada allah. Mendekati Sang Pencipta melalui ajaran agama merupakan salah satu cara untuk mengatasi stres positif. Menurut penelitian epidemiologi Lindenthal, orang yang mengikuti suatu agama dan mengamalkan ajarannya cenderung tidak mengalami stres dibandingkan mereka yang tidak berafiliasi dengan agama lain.
- Refreshing atau temukan sesuatu yang baru. Tujuan menemukan hal-hal baru adalah untuk memungkinkan pikiran pulih dari sumber stres.
- Sibukkan diri dengan hobi. Hobi adalah sesuatu yang dinikmati seseorang yang dapat berdampak positif.
- Atur Prioritas dan manajenen waktu. Stres akademik sering kali disebabkan oleh kegagalan dalam mengelola waktu secara efektif. Buatlah daftar tugas berdasarkan prioritas. Untuk membedakan tugas yang penting, mendesak, dan dapat ditunda, gunakan strategi yang mirip dengan Matriks Eisenhower.
- Hindari perfeksionis. Banyak mahasiswa merasa bahwa mereka harus menyelesaikan semuanya dengan tepat, namun hal ini justru menambah beban. Fokuslah pada proses belajar, bukan hasil akhir.
- Jaga pola hidup sehat. Kesehatan fisik sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur dapat membantu meredakan stres.
Stres akademik merupakan bagian yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan mahasiswa, tetapi bukan berarti tidak dapat diatasi. Mahasiswa dapat mengatasi tekanan akademik sambil menjaga kesehatan mental mereka dengan mempraktikkan manajemen waktu, menjaga pola hidup sehat, dan mengembangkan dukungan sosial. Rahasia mahasiswa hebat adalah kemampuan mereka untuk menggunakan stres sebagai motivasi, bukan sebagai hambatan. Jangan biarkan stres menguasai hidup Anda. sebaliknya, ambil kendali dan raih kesuksesan dengan menjadi versi diri Anda yang lebih baik dan lebih bahagia.
Penulis : Rindy Ainur Afrizza, Mahasiswa Teknik Industri, Universitas Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H