Mohon tunggu...
Rindy Agassi
Rindy Agassi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

New chapter, New Story. \r\nhttp://rindy-agassi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemahaman Diri

4 April 2014   19:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:05 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beragam atribut telah tersedia, bermacam-macam jenis pakaian, aksesoris, dan tambahan pelengkap lainnya sudah disiapkan, tinggal bagaimana memilih dengan tepat mana yang akan digunakan nanti. Itu lah gambaran tentang ingin jadi apakah seseorang nantinya, gambaran seperti apa tentang diri sendiri di masa yang akan datang, sudah banyak pilihan,sudah beragam jenis dan tinggal memilih mau jadi apa kita nanti.

Segala gambaran dan bayangan tentang diri sendiri di masa depan sudah ada di pikiran masing-masing tetapi seiiring berjalannya waktu gambaran itu perlahan demi perlahan meredup dan tak terlihat lagi dan pada akhirnya menjadi apa yang tidak diinginkan, tidak sesuai dengan gambaran awal. Bayangan tentang diri yang meredup itu tetapi juga perlahan-lahan akan kembali muncul menjadi terang tetapi dengan gambaran yang berbeda dan bahkan berbeda sama sekali dari gambaran awal. Gambaran berbeda itu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dan yang utamanya adalah faktor lingkungan yang ada di sekitar, utamanya lagi yang paling dekat yaitu keluarga.

Orang di sekitar seperti misalnya orang tua, teman dekat, atau pun guru yang memberi segala macam bentuk hal untuk membentuk seseorang menjadi apa yang mereka idealkan, apa yang mereka bayangkan. Padahal kenyataannya adalah yang seharusnya paling tau mau jadi seperti apa nanti di masa depan adalah individu itu sendiri.

Ini lah realitas yang terjadi saat ini, orang-orang di sekitar kita banyak memberi masukan ataupun kritikan atas dasar pemikiran mereka masing-masing. Perlu diketahui bahwa tidak akan ada pemikiran yang benar-benar sama antara satu manusia dengan manusia lain. Masing-masing individu mempunyai akal nya masing-masing, mempunyai pikiran yang berbeda satu sama lain dan itu yang membuat mereka mempunyai idealnya masing-masing.

Lebih mudahnya adalah misalnya berkaitan dengan cita-cita, seorang anak ingin bercita-cita menjadi dokter tetapi orang tua anak itu ingin agar anaknya menjadi seorang insinyur. Kemudian teman dekatnya mengatakan bahwa anak itu tak pantas untuk menjadi seorang dokter dan lebih pantas menjadi seorang hakim, kemudian ada lagi saudara kandungnya mengatakan bahwa dia lebih baik menjadi pengusaha. Masing-masing dari mereka memiliki pandangan dan argumen masing-masing untuk mempengaruhi si anak itu tadi agar menjadi sesuai dengan apa yang mereka idealkan. Orang tua lah tentunya yang menjadi pihak paling kuat untuk memberi pengaruh agar si anak menjadi seorang insinyur dan cara seperti itu tentu bukan cara yang tepat mengarahkan anak, bantu si anak untuk menggali segala potensi dan hal yang ada pada dirinya sendiri..

Pemahaman yang Mendalam Tentang Diri Sendiri

Pada dasarnya cara terbaik untuk mendidik atau memberi pelajaran pada seseorang adalah dengan membantunya untuk lebih jauh mengenali dirinya sendiri.  Memberi nasehat tentang bagaimana cara terbaik untuk lebih mudah memahami diri sendiri dan mengerti segala sesuatu tentang dirinya sendiri.  Nasehat atau pun motivasi terbaik adalah berasal dari diri seseorang itu sendiri, bukan berasal dari orang lain.

Pemahaman secara mendalam tentang diri sendiri ini lah yang nanti nya akan membantu mengenali dirinya sendiri, membantu untuk menentukan langkah dalam menjalani kehidupan.  Tidak bisa orang lain memaksakan untuk merubah seseorang sesuai dengan apa yang dia inginkan karena kembali lagi bahwa masing-masing individu mempunyai pemikiran mereka masing-masing. Begitu pula tidak semua motivasi maupun nasehat dari orang lain tepat bagi seseorang karena perlu dipahami lagi bahwa motivasi maupun nasehat yang paling tepat bagi diri sendiri adalah berasal dari dirinya masing-masing. Motivasi maupun nasehat dari orang lain hanya sebagai pembuka jalan untuk membuka wawasan tentang kehidupan agar masing-masing individu mampu untuk menyelam lebih dalam lagi untuk mengenal diri sendiri.

Gambaran ideal dari seseorang tidak bisa dipaksakan untuk diwujudkan oleh orang lain karena masing-masing memiliki gambaran idealnya sendiri tentang masa depan mereka. Perubahan yang diharapkan terjadi pada seseorang juga tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, perubahan itu seharusnya dilakukan melalui pemahaman, perubahan itu dilakukan dengan cara dipahamkan pada orang lain dan bukannya menekan atau memaksa orang lain itu untuk berubah.

Pemahaman itu dilakukan untuk memahami diri sendiri agar jika terjadi perubahan atau pun jika memiliki gambaran ideal bagi dirinya sendiri kesemuanya itu berasal diri sendiri, berubah karena faktor diri sendiri lebih baik dibandingkan berubah karena faktor orang lain. Kesadaran diri sendiri untuk berubah dan menjadi apa yang diinginkan lebih baik dari pada harus disadarkan oleh orang lain untuk berubah dan dipaksakan untuk menjadi seseorang sesuai dengan gambaran ideal mereka. Pada akhirnya seperti seorang filsuf Yunani yaitu Socrates pernah berkata bahwa “Pemahaman yang sejati harus timbul dari diri sendiri ”

Sebuah Cerita Beragam Makna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun