Maraknya perlakuan Body Shaming di masyrakat memberikan efek negatif terhadap para korban yang terkena Body Shaming. Hal ini lah yang mendasari sebagai kalangan baik pemerintah, Lembaga pemberdayaan, akademisi hingga masyarakat  untuk memperhatikan permasalahan ini agar jangan sampai masalah Body Shaming ini menjadi sebuah bola salju.
Untuk itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi UEU menggelar seminar terkait Body Shaming yang mengangkat tema "How to Deal Body Shaming for Mental Health" yang digelar di Ballroom Aula Kemala, 26 Juni lalu. Â Salah satu pembicara Seminar yakni Psikolog Klinis Tara Adhisti de Thouars, B.A, M.Psi. terkait Tiga hal yang dapat dilakukan oleh para korban Body Shaming dalam bereraksi.
Pertama , Psikolog Cantik ini menerangkan para korban dapat melakukan Moving againts atau bereaksi kepada pelaku dengan cara melawan balik. Jika para pelaku mengatakan kejelakan yang kita miliki, maka sudah sepatutunya untuk berani melawan agar si pelaku jera dan tidak melakukan perbuatan itu kembali.
 "Misalnya pelaku Body Shaming mengatakan kelemahan kita dengan maksud menjelek-jelekan kita sempatasnya menyahuti dengan memberikan peringatan guna memberikan efek jera kepada si pelaku, atau bisa dengan membalas perkatan negatif dengan hal positif" ujarnya.
Cara kedua dalam menghadapi pelaku Body Shaming, Tara melanjutkan yakni dengan Moving Away atau menganggap Angin Lalu Setiap Ejekan dari Orang Lain sehingga dapat berupaya untuk Menutupi Kekurangan dan Menonjolkan Sisi Lain. Â "Jadi lebih baik, tak perlu pedulikan omongan yang negatif dan mencintai diri kamu adalah hal yang penting dalam melawan body shaming". tutur Tara.
Lulusan Psikologi dari University of Queensland ini melanjutkan cara ketiga yang dapat digunakan untuk bereaksi terhadap Body Shaming yakni Moving Towards atau Berpikir Positif dan Sibukkan Diri dengan Melakukan Hal yang Bermanfaat. Jika Anda tidak mencintai diri Anda sendiri, maka orang lain pun tentu juga tidak. Oleh sebab itu cintailah diri Anda selayak yang Anda inginkan. Manjakan diri Anda untuk mendapatkan hal -- hal yang baik, jangan biarkan kekurangan Anda menjadi penghalang Anda untuk bahagia.
Kunci dari menghidari Body Shaming terutama adalah lebih mencintai diri sendiri dengan segala kekurangan yang ada. "Menurut saya, ketika kita menjadi korban Body Shaming itu kuncinya ada di dalam diri kita. Tidak perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, karena semua orang memiliki kelebihannya masing-masing," tutupnya.
Selain Tara Adhisti de Thouars, B.A, M.Psi, sejumlah pembicara pun dihadirkan dalam seminar Psikologi kali ini mereka diantaranya Aris Rahmatdi, S. H., M. H.(Advocate Posbakum PN Jak-Bar, Deputy of General Secretary LKBH UEU), dan Soraya Hylmi(Beauty Influencer, MC/Host/Presenter). Â Seminar Psikologi ini merupakan bagian dari Psychopostero 2019 yang diselenggrakan setiap tahunnya sebagai bagian dari program kerja tahunan Psikologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H