Ebola, Ebola, dan Ebola. Ya, saat ini dunia sedang digemparkan dengan munculnya virus Ebola yang berbahaya dan mematikan. Virus Ebola di Afrika Barat menjadi perhatian dunia internasional. Seluruh dunia saat ini menyerukan waspada terhadap penyebaran virus Ebola. Wabah virus kali ini adalah yang paling mematikan sejak virus itu pertama kali ditemukan dan diidentifikasi pada tahun 1976 di Sudan dan Republik Demokratik Kongo. Penyakit ini biasanya mewabah di wilayah tropis Afrika Sub-Sahara. Awalnya, virus ini diduga berasal dari gorila. Wabah Ebola terhadap manusia terjadi ketika mereka memakan daging gorila. Namun, teori ini dibantah para ilmuwan. Pasalnya jika hal ini benar, maka seharusnya lebih banyak kera yang terinfeksi dan kemudian mati ketimbang manusia.
Wabah virus Ebola terbesar hingga saat ini adalah wabah Ebola Afrika Barat 2014 yang sedang terjadi, dan melanda Guinea, Sierra Leone, dan Liberia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kasus penyakit Ebola di Afrika Barat yang merebak pertama kali pada bulan Maret 2014, saat ini telah mencapai angka sekitar 5.800. Dan lebih dari 2.800 orang telah meninggal dunia akibat penyakit Ebola ini.
Sudah saatnya untuk kita mengetahui apa saja gejala terinfeksi dari virus mematikan ini. Virus Ebola adalah penyebab penyakit demam berdarah Ebola. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus. Gejala awalnya adalah pusing, demam, nyeri, dan sakit kepala. Terkadang muncul ruam-ruam di tubuh penderita. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Selain itu, virus Ebola juga menyebabkan pendarahan dari mata, hidung, hingga telinga. Hal ini terjadi biasanya dalam waktu sekitar 3 sampai 4 pekan setelah terinfeksi virus apabila gejala-gejala tersebut tidak diobati. Selain itu, saat Anda terinfeksi virus Ebola, pendarahan juga terjadi di mulut dan gusi. Virus ini menyebabkan kerusakan internal pada tubuh, yaitu darah menjadi sulit membeku, sehingga pasien bisa mengalami pendarahan hingga meninggal. Selain itu, virus ini juga bisa merusak sistem kekebalan tubuh dan organ-organ tubuh yang sangat penting. Saat ini dipercayai bahwa virus Ebola bisa berakibat fatal hingga mencapai 90 persen.
Ebola adalah virus yang mirip dengan demam, pilek, atau flu biasa. Namun yang perlu disyukuri adalah bahwa Ebola tak menyebar secepat dan semudah virus-virus tersebut. Ebola bisa menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, baik dari manusia maupun binatang yang telah terinfeksi. Sementara virus lain biasanya tak bertahan lama pada tubuh manusia, Ebola bisa bertahan cukup lama. Virus ini juga bisa menyebar melalui kontak langsung dengan benda-benda seperti meja, tempat tidur, dan lainnya, namun tidak bisa menyebar lewat udara dan air. Anda tidak serta-merta tertular Ebola ketika berdekatan dengan seseorang yang terinfeksi. Ebola tidak seperti virus influenza ataupun Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus Ebola dapat bertahan hidup di permukaan benda. Maka dari itu, benda apa pun yang terkontaminasi dengan cairan tubuh penderita, seperti sarung tangan karet ataupun jarum suntik, dapat menjadi media penularan virus tersebut.
Saat ini, belum ada vaksin atau obat untuk penyakit Ebola. Ketika wabah sebelumnya terjadi, sebanyak 60-90 persen penderita meninggal dunia. Sejauh ini, hal yang dilakukan dokter adalah merawat penderita menggunakan cairan dan obat-obatan untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Para dokter juga memberikan pengobatan lainnya ketika infeksi ini menyerang tubuh pasien yang semakin lemah. Hanya sebagian kecil orang yang ternyata memiliki imunitas terhadap virus Ebola.
Beberapa tindak pencegahan terhadap penyebaran virus Ebola yang bisa dilakukan antara lain adalah:
·Menghindari daerah yang diketahui sebagai pusat awal wabah virus Ebola terjadi, dan juga mengetahui di negara mana saja virus Ebola sudah menyebar.
·Mencuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun atau antiseptik.
·Menghindari daging hewan liar di dan dari negara berkembang. Hindarilah membeli atau memakan binatang liar, termasuk primata yang dijual di pasar lokal.
·Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi. Perlu diperhatikan juga untuk menghindari kontak dengan cairan dan jaringan tubuh seseorang, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air liur.
·Mengikuti prosedur pengendalian infeksi. Jika Anda seorang petugas kesehatan, kenakan pakaian pelindung, seperti sarung tangan, masker, dan perisai mata. Jauhkan orang yang terinfeksi virus Ebola dari orang lain. Buang jarum dan sterilkan instrumen kesehatan lainnya.
·Jangan sembarangan menangani mayat korban penyakit Ebola. Virus Ebola dari mayat orang yang meninggal karena Ebola masih dapat menular. Tim khusus dan terlatih harus menguburkan mayat menggunakan peralatan yang tepat.
Demikianlah beberapa informasi yang bisa saya berikan mengenai virus Ebola. Meskipun kemungkinan virus ini untuk masuk ke Indonesia masih cukup kecil, namun tak ada salahnya mengetahui informasi tersebut untuk membantu Anda lebih memahami dan mengerti tentang virus Ebola yang berbahaya ini. Semoga saja dapat segera ditemukan penanganan yang efektif & tepat, obat, serta vaksin dari virus Ebola. Terima kasih karena sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H