Mohon tunggu...
RINDU RUMAPEA
RINDU RUMAPEA Mohon Tunggu... karyawan swasta -

cool

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ayam Potongku Jadi Ayam Idola Para Tetangga

30 April 2012   11:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:55 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin nasib baik tidak hanya dimiliki manusia, secara sadar bahwa saya merasa bahwa ayam potong yang kami miliki saat ini juga termasuk ayam yang bernasib baik. Ayam potong tersebut tidak jadi dipotong karena ternyata ayam potong yang dibeli terlalu banyak sehingga diperkirakan akan melebihi jika disajikan pada perayaan doa bersama satu lingkungan yang rutin dilaksanakan dua kali sebulan di lingkungan tempat tinggal saya.

Akhirnya diputuskan untuk memelihara sementara ayam tersebut karena tidak lama lagi akan dipotong juga. Ayam potong ditempat saya tinggal dikenal sebagai ayam bodoh, karena dengan mudah mau dipotong. Namun entah mengapa saya begitu tertarik dengan ayam potong tersebut karena kepolosannya sehingga saya mengatakan kepada orang tua saya untuk tidak memotong ayam tersebut. Kepolosan ayam potong tersebut bagi saya sangat unik, sebab dengan kepolosannya, ayam tersebut tetap berada di dekat rumah, gampang ditangkap, dan tidak takut dengan apapun. Ayam tersebut mendatangi semua orang, baik yang memberinya makan ataupun orang yang menendangnya. Berkali-kali diusir, tetap saja datang mendekat.

Hanya dalam beberapa minggu ternyata bobot ayam tersebut semakin bertambah pesat. Ayam tersebut awalnya sangat sulit memakan makanan selain pelet (makanan ternak). Namun kini semua makanan sudah dilahapnya. Para tetanggapun mulai heran dan kerap kali menanyakan, ‘itu ayam potong ya?’. Mereka heran karena ayam potong tersebut makin hari makin bertambah besar melebihi tahap pertumbuhan ayam kampung lainnya. Kadang diantara tetangga saya senang untuk menangkap ayam potong tersebut (memang mudah ditangkap), mengelusnya dan seraya menimbang dengan mengangkatnya disertai rasa kagum. Akhirnya, saat ini telah ada beberapa orang tetangga saya yang memelihara ayam potong seperti itu. Lainnya, mulai mencari-cari kabar mengenai harga ayam potong, jika murah maka akan dibeli beberapa ekor untuk dipelihara. Ayam potong yang seharusnya dipotong, namun bernasib baik sehingga menjadi ayam idola. Kini keluarga kami malah menjadi tidak berniat untuk memotongnya entah sampai kapan. Kami merasa senang, karena banyak juga tetangga yang senang, heran, dan merasa lucu melihat ayam potong yang besar dengan kepolosannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun