Mohon tunggu...
rindu
rindu Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca minimal satu halaman adalah jendela dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Minoritas Muslim New Zeland

30 September 2024   08:47 Diperbarui: 30 September 2024   08:57 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minoritas Islam di Selandia Baru: Sebuah Perjalanan Panjang dan Tantangan Masa Kini

Oleh:rndalv

Bandar lampung (30/09/2024) --Islam pertama kali tercatat di Selandia Baru pada abad ke-19, dimulai dengan kedatangan imigran Muslim dari berbagai negara, terutama India. Seiring dengan berjalannya waktu, komunitas Muslim di negara kepulauan ini mengalami berbagai tantangan dan dinamika yang memengaruhi perkembangan mereka. Salah satu peristiwa penting yang menjadi sorotan adalah penyerangan teroris yang terjadi pada tahun 2019 di Masjid An-Nur dan Masjid Linwood, yang menyoroti prasangka dan stereotip yang dihadapi oleh umat Islam di Selandia Baru.

Kedatangan komunitas Muslim di Selandia Baru dimulai pada tahun 1850-an, ketika seorang imigran Muslim bernama Wuzerah dan keluarganya datang dari India. Meskipun jumlah mereka pada awalnya kecil, kebijakan imigrasi yang lebih terbuka di awal abad ke-20, terutama setelah program kuota pengungsi 1987, memungkinkan lebih banyak Muslim untuk menetap di Selandia Baru.

Seiring dengan bertambahnya populasi Muslim, data sensus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 1976, sensus mencatat lebih dari seribu Muslim di negara ini, jumlah yang terus meningkat hingga lebih dari 13.000 pada 1996, dan mencapai sekitar 22.000 pada tahun 2001.  

Proses penyebaran Islam di Selandia Baru tidak hanya ditandai oleh imigrasi, tetapi juga melalui upaya penguatan komunitas Muslim yang semakin terorganisir. Salah satu tonggak penting dalam sejarah perkembangan Islam di Selandia Baru adalah pembentukan New Zealand Muslim Association (NZMA) pada tahun 1950 di Auckland. Organisasi ini menjadi wadah bagi komunitas Muslim untuk saling mendukung, memperkuat identitas keagamaan, serta menjembatani hubungan dengan masyarakat umum. 

Pada tahun-tahun berikutnya, pembangunan masjid di Auckland menjadi simbol perkembangan Islam di negara ini. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan, sekaligus tempat berkumpulnya umat Muslim. Seiring dengan bertambahnya jumlah Muslim di kota-kota besar seperti Wellington, Hamilton, dan Christchurch, berbagai pusat komunitas Muslim mulai berdiri untuk melayani kebutuhan spiritual dan sosial umat.

Namun, perkembangan ini tidak selalu mulus. Tantangan besar dalam proses penyebaran Islam di Selandia Baru melibatkan perbedaan budaya, bahasa, dan stereotip agama. Muslim di negara ini harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, sering kali menghadapi diskriminasi dan prasangka. Namun, melalui dialog antaragama, program pendidikan, dan keterlibatan dalam kegiatan sosial, komunitas Muslim berusaha mengatasi tantangan-tantangan ini.

Dalam konteks ini, pendidikan dan program dialog antaragama menjadi penting. Upaya untuk memperkuat identitas Islam di Selandia Baru terus dilakukan, meskipun dengan tantangan hukum dan kebijakan yang ada. Dengan adanya organisasi seperti NZMA, komunitas Muslim dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Selandia Baru.

Karena itu untuk dapat memainkan peran yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan di Selandia Baru. Dalam bidang ekonomi, banyak Muslim terlibat sebagai pengusaha, baik di sektor bisnis kecil maupun perusahaan besar. Mereka berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkaya keragaman ekonomi di negara ini.

Dalam bidang pendidikan, Muslim turut berperan sebagai pengajar, peneliti, dan administrator di berbagai institusi pendidikan. Peran mereka dalam mempromosikan pendidikan tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga mencakup bidang-bidang ilmu pengetahuan dan seni. Kontribusi mereka dalam dunia pendidikan membantu memperluas pemahaman tentang pentingnya keragaman dan toleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun