Mohon tunggu...
Rindi Nuris Velarosdela
Rindi Nuris Velarosdela Mohon Tunggu... Content Writer -

Menulis untuk menuangkan pikiran dan menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika "Ratings" dan "Clickbait" Menjadi Dewa Media

14 Maret 2018   18:36 Diperbarui: 14 Maret 2018   18:40 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pihak pembuat acara TV dan penulis berita mempunyai hak untuk membuat sebuah acara berdasarkan ratings atau menulis berdasarkan clickbait, maka penonton dan pembaca juga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi positif tanpa dipengaruhi sisi komersil.

Sepertinya acara-acara di televisi menjadi sebuah ajang komersil dengan berkompetisi mencapai ratingstertentu. Pembuat acara di televisi hanya mementingkan ratingstanpa memperhatikan kualitas acara tersebut. Memang tidak semua acara televisi menerapkan hal tersebut, tapi hampir sebagian besar acara televisi Indonesia sekarang hanya mementingkan ratings.

Banyak acara TV yang menampilkan gimmickataupun mengangkat berita yang menurut saya tidak penting untuk ditampilkan di sebuah televisi. Selain itu, sudah saatnya pihak televisi menampilkan acara-acara positif, mendidik, dan menunjukkan sisi positif seseorang ataupun Indonesia. Saat ini terlalu banyak berita yang hanya menampilkan sisi negatif seseorang ataupun keburukan Indonesia. Kenapa pihak TV tidak menampilkan sisi positif yang dapat menginspirasi orang-orang sekaligus mengajak mereka untuk selalu berpikir positif?

Salah satu contoh nyata acara yang tidak mendidik menurut saya adalah menampilkan pelakor. Saat ini pelakor memang masih menjadi topik hangat di masyarakat. Pertanyaannya adalah kenapa harus menampilkan sisi pelakor atau menampilkan sisi istri yang membutuhkan belas kasihan. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian masyarakat menganggap perempuan adalah makhluk lemah yang mudah dibohongi oleh pria. Selain itu, kehidupan pribadi telah menjadi konsumsi publik serta banyak orang yang mulai mencontoh prilaku pelakor atau cara seseorang memberi hukuman seorang pelakor.

Fenomena selanjutnya adalah banyak berita atau tulisan di media yang hanya menonjolkan sisi clickbait.Terkadang judul yang digunakan tidak sesuai dengan isi berita atau tulisan. Tulisan yang dibuat hanya menarik pembaca untuk membuka websitemereka tanpa pernah mempertimbangkan apakah tulisan tersebut bersifat informatif atau tidak. Sudah seharusnya para penulis atau pembuat berita menuliskan sebuah tulisan informatif tanpa memikirkan clickbaitataupun sisi komersil dari tulisan itu sendiri.

Saat ini, media mempunyai peranan penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Banyak orang yang pada akhirnya selalu skeptis karena berita yang ditampilkan media selalu berbanding terbalik dengan fakta. Banyak orang yang selalu mencari celah negatid dari suatu hal karena berita yang ditampilkan media. Sudah saatnya media bertransformasi menjadi dunia yang aman bagi netizen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun