Mohon tunggu...
rindi mei
rindi mei Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Airlangga

Hai nama saya rindi, saya memiliki hobi memasak. Saya suka dengan hal-hal yang berbau kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jokowi Beri Keputusan Bebas Masker, Apakah Covid Sudah Hilang?

2 Juni 2022   21:37 Diperbarui: 2 Juni 2022   21:50 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Permasalahan kesehatan dunia pada belakangan tahun ini sedang digemparkan oleh kasus Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China. Virus yang dikenal dengan nama coronavirus atau Covid-19, coronavirus yang merupakan suatu virus yang menyerang sistem pernapasan dan dapat menular melalui droplet air liur dari seseorang yang terinfeksi apabila mengenai bagian tubuh seperti mata, hidung, dan mulut. Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap COVID-19. Sebagian besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit. Gejala yang paling umum dari virus corona antara lain demam, batuk, kelelahan, kehilangan rasa atau bau. Lalu adapun gejala yang sedikit tidak umum yakni sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit dan nyeri, diare, ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki, mata merah atau iritasi. Indonesia adalah salah satu negara yang ikut menjadi bagian dalam terserangnya Covid-19.

Segala kebijakan dilakukan oleh pemerintah untuk memutus rantai penyebaran di segala titik sebagai bentuk tindakan preventif, diantaranya adanya aturan social distancing bahkan diberlakukan adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa daerah di Indonesia waktu awal mula terjadinya pandemi.lalu selanjutnya juga diberlakukan PPKM  (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan) di beberapa daerah di Indonesia. PPKM ini lebih ketat dibandingkan PSBB. Selain dari itu juga diwajibkan nya vaksinasi gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia, dan beberapa waktu yang lalu sudah dikeluarkan juga vaksin dosis ketiga atau disebut dengan vaksin booster yang merupakan vaksinasi Covid-19 setelah seseorang mendapat vaksinasi primer dosis Lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan.

Pada kondisi saat ini pemerintah mulai menyiapkan skenario dari pandemic menuju endemi. Mengapa melakukan hal tersebut? Karena pemerintah merasa bahwa virus corona ini sudah bisa dikendalikan. Mereka saat ini berupaya membuat kondisi pandemic terkendali, sebelum masuk pra-endemi dan endemi. Endemi adalah penyakit yang menjangkit masyarakat di suatu daerah atau menjangkit suatu daerah itu sendiri. Transisi endemi merupakan suatu proses dimana periode dari pandemic menuju ke arah endemi dengan sejumlah indikator, meliputi laju penularan harus kurang dari 1 persen, angka positivity rate harus kurang dari 5 persen, tingkat perawatan rumah sakit harus kurang dari 5 persen, angka fatality rate atau kematian harus kurang dari 3 persen, level PPKM berada pada transmisi lokal level tingkat 1. Endemi tidak mengartikan situasi yang bebas dari Covid-19, melainkan penyakit ini tetap ada. Di situasi endemi, virus masih bisa menyebar dan menyebabkan kematian, meski tidak secepat tahun-tahun sebelumnya karena sudah bisa dikendalikan.

Setelah kurang lebih 2 tahun mengalami pandemic, pada pertengahan bulan Mei 2022 Presiden Joko Widodo mengumumkan pelonggaran pemakaian masker di luar ruangan karena kondisi Covid-19 sudah mengalami penurunan. Pelonggaran aturan memakai masker hanya berlaku untuk luar ruangan, tidak untuk ruangan tertutup dan transportasi umum. Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai kebijakan pemerintah tentang lepas masker sudah tepat mengingat risiko penularan Covid-19 di Tanah Air saat ini rendah. Seperti halnya virus corona yang pada saat ini sudah mulai bisa dikendalikan oleh bangsa Indonesia melalui pencegahan dengan melakukan vaksinasi untuk seluruh masyarakat di Indonesia. Menurut kemenkes, salah satu jalan menuju endemi Covid-19 adalah lewat percepatan vaksinasi. Memberikan vaksinasi lengkap hingga booster diharapkan akan memberikan pertahanan lebih tinggi bagi masyarakat melawan Covid-19. Menurut kemenkes bahwa 99,2% masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi baik yang berasal dari vaksin ataupun infeksi Covid-19 yang mendukung kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu, masa peralihan dari pandemic ke endemik juga didukung oleh pemahaman masyarakat mengenai tanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan melindungi diri masing-masing dan orang lain.

Dalam pengambilan kebijakan untuk lepas masker ini masih terdapat kontra yang menjadi dasar terhambatnya kebijakan tersebut. Dalam hal ini pemerintah terkesan dinilai terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan. Pasalnya pada saat ini kondisi kita semua belum sembuh total dari Covid-19 ini. Dikhawatirkan adanya gelombang baru Covid-19 yang akan terjadi. Dalam masyarakat baru sekitar 20% masyarakat yang sudah melakukan vaksin ketiga. Memang Covid-19 ini sudah bisa dikendalikan, tetapi belum hilang. Menurut JHU CSSE COVID-19 Data pada tanggal 30 Mei kemarin tercatat ada 340 kasus baru Covid-19. Jumlah ini terbilang masih cukup tinggi. Bukankah hal ini bisa menyebabkan bertambah kasus karena kelalaian dan adanya kelonggaran yang menyebabkan orang tidak memenuhi protokol kesehatan lainnya karena Covid-19 dianggap sudah hilang. Banyak orang yang akan menyepelekan mengenai protokol kesehatan lainya mulai dari rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, menjaga jarak yang bisa jadi menyebabkan timbulnya gelombang baru virus Covid-19.

Upaya yang bisa untuk masyarakat pada saat ini adalah tetap melakukan vaksinasi ke-3 setelah 6 bulan dari vaksinasi ke-2, tetap memperhatikan 5M (mencuci tangan, memakai masker di dalam ruangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas), dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Walaupun sudah ditetapkan kebijakan lepas masker di ruangan ini, masyarakat perlu memperhatikan upaya-upaya sehingga tidak memberikan efek dari kebijakan tersebut atau lonjakan baru dari Covid-19 ini. Cara mengedukasi masyarakat agar kebijakan lepas masker ini berjalan dengan baik sebagai tenaga kesehatan adalah tetap mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati karena pandemic Covid-19 masih belum selesai tetapi masih peralihan ke masa endemi, saat di dalam ruangan lebih ditegaskan untuk tetap memakai masker, melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai apa dan bagaimana yang harus kita lakukan agar tidak terjadi lonjakan baru lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun