Mohon tunggu...
Rindi Ariyanti
Rindi Ariyanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berhitung dimulai...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tempat Penitipan Sandal di Masjid

26 Februari 2012   13:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:05 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu ketika menjelang maghrib aku masih dalam perjalanan, dan tak lama kemudian adzan berkumandang, ingin rasanya cepat sampai dirumah tapi perjalananku masih lumayan jauh khawatir terjadi macet nantinya dan tidak kebagian waktu maghrib akhirnya aku memutuskan untuk mampir sebentar di masjid terdekat, karena posisi saat itu di harmoni sehingga aku memutuskan untuk shalat di masjid istiqlal. Setelah tiba di pintu gerbang masjid aku melihat sekeliling, subhanallah aku takjub dengan indahnya masjid ini. Apalagi dikala senja warna langit kemerah merahan yang menyinari masjid ini menambah keindahan warna di masjid istiqlal. Walaupun ini bukan kali pertama aku kesini tapi aku tidak memungkiri keindahan dan kemegahan masjid terbesar di asia tenggara ini.
Selama perjalanan menuju pintu masuk aku mengambil beberapa gambar bangunan nan indah ini, apalagi gemerlap lampu – lampu taman ikut menyinari bangunan. Itulah kebiasaan ku untuk selalu mengabadikan setiap moment atau tempat – tempat yang unik dengan mengambil gambar. Setelah sampai pintu masuk ada seorang ibu yang menawarkan kantong plastic untuk tempat sandal. Ibu itu tidak menawarkan dengan Cuma – Cuma melainkan harus menukarnya dengan uang rupiah. Hmmm namanya Jakarta apa saja bisa diperdagangkan..hehe. “kantong plastic Dik”sahut ibu itu. Terima kasih bu, jawabku ringan. Aku sudah ada kantong plastic, karena sebelumnya aku membeli minuman di indomaret dan kantong plastiknya masih aku simpan. “Alhamdulillah ada gunanya juga aku menyimpan kantong plastic” gumamku dalam hati. Kemudian aku menaruh sepatu ku dalam kantong plastic setelah itu berjalan menuju ruang tempat wudhu. Lorong menuju tempat wudhu lumayan panjang, tapi sebelumnya aku titipkan terlebih dahulu sepatuku di tempat penitipan sandal. Wah ternyata jauh lebih rapi sekarang dibanding saat pertama kali aku kesana. Ada beberapa pegawai disana yang memakai seragam, khusus untuk menjaga dan mengatur penitipan sandal dan di dinding tempat penitipan ini terdapat spanduk hijau yang besar bertuliskan tempat penitipan sandal, GRATIS. “Wahh mantap gratis yah sekarang, karena waktu itu harus bayar”, bisikku dalam hati. Adapula sebagai guide yang menginformasikan tempat wudhu, dll. Walaupun ini kali kedua aku kesini tapi aku lupa tempat wudhunya dimana untung ada serombongan mba2 yang juga ingin ke tempat wudhu, akhirnya aku ikutin saja mereka..hehe.
Setelah sampai aku langsung bergegas untuk wudhu supaya tidak ketinggalan shalat berjamaah. Dan sebagian rombongan mba – mba tadi ternyata ingin ke toilet namun sayang toilet disana dikunci semua. Setelah selesai wudhu aku langsung ke lantai dua dengan sedikit berlari supaya tidak ketinggalan shalat berjamaah, kemudian aku ikut masuk dalam shaf shalat. Karena telat, sehingga aku harus berada di shaft terakhir diawali dengan takbir “Allaahu Akbar” aku memulai shalat maghrib. Selesai shalat dengan mengucapkan salam kemudian dilanjutkan dengan berdzikir dan berdoa. Setelah itu aku melihat sekeliling sambil menikmati indahnya ruangan ini. Rumah Allah yang begitu luas dan megah dengan kubah yang begitu indah. Aku juga mengambil beberapa gambar saat di dalam masjid setelah itu aku bergegas pulang. Tak lupa aku mengambil sepatu yang tadi aku titipkan, setelah sepatu aku terima kemudian sang bapak yang menjaga sepatu itu berkata “seikhlasnya ya nak” loh kok bisa, kalimat ini dengan halus mengartikan aku harus bayar padahal dibelakang bapak ini terpampang jelas spanduk besar yang bertuliskan GRATIS. Bukan masalah uang yang harus aku keluarkan tapi aku kecewa kenapa bapak ini harus berkata seperti itu, orang – orang yang telah menitipkan sandal/sepatunya akan merasa berterima kasih dengan otomatis memberi tanpa harus diingatkan seperti itu. Apalagi di belakang terpampang spanduk hijau besar yang bertuliskan tempat penitipan sandal GRATIS. Dan yang aku kecewakan kenapa beliau tidak malu dengan Allah, karena tidak menjalankan amanah yang telah diberikan. Semoga Allah selalu memberikan keluasan rezeki kepada beliau sehingga bisa menjalankan amanahnya dengan baik. Amiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun