Mohon tunggu...
Rinda Aunillah Sirait
Rinda Aunillah Sirait Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Alam

Pemerhati satwa liar, penyiaran dan etika media massa. Kumpulan tulisan yang tidak dipublikasikan melalui media cetak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadilah Pengunjung Kebun Binatang yang Penyayang!

10 Maret 2018   09:16 Diperbarui: 10 Maret 2018   09:19 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak hanya pengelola, secara jujur kita juga harus mengevaluasi sejauh mana perilaku saaat mengunjungi kebun binatang. Tanpa disadari sejumlah kebiasaan pengunjung telah mengganggu satwa, bahkan bisa jadi turut andil menjadi penyebab kematian satwa.
Pengunjung kerap memberi makanan kepada satwa kebun binatang. Hal ini berpotensi mengganggu asupan makanan. Perlu diingat, satwa di kebun binatang tidak selayaknya memakan makanan manusia karena mereka memiliiki diet dan pola makan yang berbeda.

Maksud baik pengunjung memberi makanan tanpa sepengetahuan dasar mengenai jenis pakan yang tepat justru bisa berakibat fatal. Sebagai contoh, masyarakat awam mengangggap bekantan (Nasalis larvatus) sama halnya dengan monyet yang biasa memakan pisang matang atau buah-buahan lainnya. Faktanya, bekantan tidak memakan buah-buhan matang yang mengandung gula karena bisa membuat mereka kembung.

Kebiasaan memberi makanan pun berpengaruh pada perilaku satwa. Orang utan dan beruang madu menunjukkan perilaku meminta layaknya pengemis saat didekati pengunjung. Kemungkinan besar ini terjadi karena pengunjung kerap kali melemparkan makanan pada mereka.

Kebiasaan lain adalah berupaya menarik perhatian satwa dengan mengetuk kandang, berteriak memanggil satwa bahkan tak jarang melempari satwa. Alasannya sederhana, satwa terlihat tidak atrakif, tidak menghibur sehingga perlu "distimuli."
Menjaga ketenangan serta tidak melakukan aktivitas yang menggaggu satwa juga tidak kalah pentingnya. Sejumlah satwaa sangat mudah stress jika dikagetkan atau diperlakukan secara tidak wajar. Satwa yang sering mengalami stress akan susah makan dan akhirnya perlahan-lahan mati.

Hindari merokok di sekitar kandang. Sudah saatnya ada larangan merokok di lingkungan kebun binatang. Pengunjung yang merokok di sekitar kandang menimbulkan polusi udara yang bisa mengganggu kesehatan sesama pengunjung dan satwa. Jenis primata yang tergolong cerdas, mampu meniru perilaku kita hanya dengan memperhatikan dari jauh. Maka tak heran, saat ada pengunjung yang dengan keji melemparkan rokok ke kandang orang utan, satwa malang itu akan memungut dan berperilaku layaknya perokok.

Terakhir, kebiasaan membuang sampah sembarangan bisa membahayakan satwa kebun binatang. Sebagai pelajaran, kematian jerapah (Giraffa camelopardialis) di Kebun Binatang Surabaya yang di dalam perutnya ditemukan sekitar 20 kilogram sampah plastik, cukup menjelaskan perlunya menjaga kebersihan di kebun binatang. Harus diakui, sulit bagi pengelola untuk menjaga seluruh area kebun 

binatang agar terbebas dari sampah tanpa peran serta dan dukungan pengunjung.
Pada akhirnya menjadi pengunjung yang penyayang dan bertanggung jawab mutlak diperlukan saat mengunjungi kebun binatang. Jadikanlah kunjungan ke kebun binatang sebagai bagian upaya mencintai alam, bukan upaya menghibur diri dengan menyiksa satwa. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun