Misal tentang kewajiban shalat. Â Dalam al-Qur'an hanya disampaikan "... dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat..." (QS. Al-Baqarah ayat 110). Kemudian nabi Muhammad mengajarkan bagaimana cara shalat, berapa kali dalam sehari, berapa rakaat, dan sebagainya. Itulah sunnah rasul.
Dua Sumber Sunnah Rasul
Seluruh ulama sependapat bahwa kata "kitabullah" yang disabdakan nabi saat wukuf di padang Arafah adalah al-Qur'an. Â Tetapi tidak semua ulama sependapat bahwa frasa "sunnata rasulih" adalah (hanya) hadis.
Kita perlu tahu bahwa untuk menyusun sebuah hadis, syarat utamanya ada dua yakni: (1) perawi yang jelas dan (2) sanat yang tak terputus. Â Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi maka hadis itu tidak bisa dikatakan sebagai hadis yang shahih alias valid.
Namun karena keterbatasan kemampuan manusia (perawinya lemah, meninggal, dan sebagainya), maka tidak seluruh sunnah rasul dapat terdokumentasi dengan baik kedalam hadis. Sehingga masih ada sunnah rasul yang tidak tercover oleh hadis, namun masih terus diamalkan oleh para ulama secara turun temurun dan menjadi semacam tradisi.
Salah satu contoh adalah tentang tata urut sikap shalat, yang dimulai dari takbiratul ihram hingga diakhiri dengan salam. Â Tata urut sikap shalat (seperti yang kita lakukan sehari-hari) tidak akan kita dijumpai di hadis manapun. Tetapi urut-urutan sikap shalat itu kita peroleh dari ajaran para ulama yang mengamalkan sunnah rasul melalui tradisi shalat secara turun temurun.
Dengan demikian maka sunnah rasul dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu: Pertama melalui hadis, bilamana perawi-nya jelas dan sanat-nya tak terputus. Dan kedua, melalui para ulama yang mengamalkan sunnah rasul secara turun temurun.
Perbedaan Sunah Rasul dan HadisÂ
Kebanyakan dari kita berpandangan bahwa hadis sama dengan sunnah (as-Sunnah). Memang antara hadis dan sunnah ada kesamaan, tetapi juga mempunyai perbedaan.
Persamaannya, hadis dan sunnah rasul sama-sama bersumber dari Nabi Muhammad. Hal inilah agaknya yang mendasari pendapat ulama bahwa hadis identik dengan sunnah rasul.
Sedangkan perbedaannya, sunnah rasul berfungsi sebagai penjelas terhadap hukum-hukum (syara') yang termuat dalam al-Qur'an. Sedangkan hadis mencakup prilaku nabi Muhammad, baik yang berkaitan dengan hukum syara' maupun tidak.
Perbedaan lain, sebagai penjelas al-Qur'an, sunnah rasul diajarkan oleh nabi Muhammad yang tidak mungkin melakukan kesalahan. Sedangkan hadis ditulis oleh para ulama, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekeliruan, maka kebenarannya tidak dapat dijamin secara mutlak.
Perbedaan berikutnya, sunnah rasul akan selalu diikuti oleh para sahabat, sedangkan berita yang tertulis dalam hadis tidak selalu dilakukan oleh para sahabat.