Begitulah fenomena kehidupan. Kadang kebaikan tak pernah disebut orang, tapi kesalahan akan dibesar-besarkan.
Kendati begitu tetaplah seperti gula, ia tetap memberi rasa manis meskipun namanya tak pernah disebut dan tak pernah mendapat pujian. Meski namanya tak pernah disebut dalam kopi manis atau teh manis namun semua orang tau bahwa peranan gula sangatlah signifikan. Begitulah hakekat ikhlas, perbuatan yang tak butuh pujian.
Maka tetaplah semangat menebar kebaikan. Karena kebaikan tidak untuk disebut, tapi untuk dirasakaan.
Pengertian Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas mempunyai pengertian bersih hati, tulus, dan rela. Orang yang bekerja dengan ikhlas adalah orang yang bekerja secara tulus, sukarela, atau tanpa pamrih untuk mendapatkan imbalan apapun.
Dalam prespektif agama Islam, ikhlas berarti niat perbuatan amal saleh secara tulus tanpa pamrih manusia, melainkan hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata.
Orang yang ikhlas adalah orang yang berbuat sesuatu tanpa mengharapkan imbalan apapun dari orang lain sekalipun sekedar pujian, melainkan hanya mengharapkan keridhaan Allah semata.
Salah satu contoh perbuatan ikhlas adalah seorang ibu yang memberikan ASI, menjaga, merawat, dan mengasuh anak bayinya. Dia tidak mengharapkan imbalan apapun melainkan hanya ingin anak bayinya sehat, cerdas dan tumbuh berkembang menjadi manusia baik.
Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq di Masjid, maka fokus pikiran hanyalah bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Kebalikan dari ikhlas adalah riya’, yaitu melakukan sesuatu bukan karena Allah tetapi tujuannya adalah ingin dilihat, dipuji dan disanjung manusia.
Hakekat Ikhlas