Saat aroma Kopi itu menjauh saat itulah aku sadar kamu telah pergi . . . .
Melbourne , 10 maret 2015.
Kringg…kringgggg…….. pukul 06.00 p.m Disebuah kamar yang berdinding coklat cream, Viona terbangun mendengar suara Alarm yang bising ber-bunyi. Setelah berpakaian viona pun menikmati sarapan yang telah disediakan oleh ayahnya yaitu roti bakar dan segelas coffee yang bertaburkan cream latte berbentuk daun jasmine diatasnya, setelah sarapan viona bergegas berangkat ke Kampus dengan mengendarai sebuah vespa antic milik pamannya, di perjalanan viona menikmati suasana musim dingin yang menyelimuti kota Melbourne.
UNIVERSITY OF MELBOURNE tepat pukul 08.30, di ruangan 03 tepatnya tempat viona berada sekarang yang sedang mengikuti pembelajaran kuliah. Ting.....Tonggg....Tingg....Tonggg terdengar suara yang berasal dari Speaker yang berada diruangan itu tanda Kuliah sudah berakhir. viona pun berkemas dan hendak meninggalkan ruangan, “vioo …” seru gracia. Gracia mengajak viona makan siang bareng ditempat favorit mereka berdua tapi viona menolak ajakan gracia karena hari ini viona ingin menjemput teman lamanya dibandara. Sepanjang perjalanan viona hanya diam entah apa yang dipikirkannya, sesampai dibandara viona menunggu dengan ditemani segelas hot coffee cream latte. Tidak lama kemudian, “heii miss.latte !” vioo tentu mengenal nama panggilan itu belum lagi dengan aroma coffee yang diciumnya membuatnya ingat akan peristiwa beberapa tahun yang lalu. “are you okay ? really miss you, long time no see miss latte” (LAUGH). Viona hanya tersenyum tanpa banyak merespon. “om legend kamu dimana ?” om legend adalah nama vespa antic milik viona. “aku parkirnya diseberang sana,” viona menunjuk sebuah gang kecil diseberang jalan. Tanpa sekatapun viona berjalan menuntun temannya ketempat motornya diparkir, ternyata disana terdapat sebuah mini library. “tempat ini tidak berubah ya? Sama seperti beberapa tahun yang lalu,” sahut teman viona. Viona lagi-lagi hanya tersenyum. Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam, “kamu kenapa sih? Dari tadi aku perhatikan kamu diam trus ditanya cengar cengir saja.” Viona hanya diam dan menikmati sejuknya Melbourne dikala senja.
Keesokan harinya, “Vioo, kamu sudah bangun? Buruan sebentar kamu kesiangan lagi,” sahut ayahnya. “iya ayah vioo udah bangun kok.” Setelah berkemas vioo keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. “Morning miss lattee!!” sapa temannya. Vioo tidak heran lagi dengan munculnya dipagi hari dan menyapa dengan sebutan Miss Lattee, “ini coffee cream lattee kamu, hari ini kamu berangkat kekampus dengan aku,” “Sekkul ayah mana?” (Sekkul nama panggilan viona untuk teman lamanya itu, yah sebenarnya sih namanya steve lebih keren itu ) (LAUGH). Dari hari kemarin saat dijemput dengan viona baru hari ini Sekkul mendengar suara Viona. “Ayah baru saja berangkat kerja, dia nitipin kamu ke aku”. Kata Steve (Sekkul)
Matahari mulai turun ke barat. Sore datang terlalu cepat. Sebelum pulang, steve mengajak viona mampir ke dream coffee yang berada jauh dari tempat keramaian dari tempat itu viona dan steve bisa menikmati indahnya kota Melbourne dari atas pucak dengan gemerlapnya cahaya lampion-lampion yang menghiasi pohon pinus disekitar dream coffee tersebut. Sejuknya hembusan angin malam itu terasa berbeda dan dingin sekali membuat badan viona terasa kaku, secangkir hot coffee cream latte pesanan mereka sudah datang, mencairkan dan menghangatkan suasana pada saat itu. Hot coffee milik viona ditaburi dengan cream latte berbentuk heart (hati) dan hot coffee milik steve bertabur cream latte berbentuk ring (cincin). Steve sangat senang memandang kebiasaan viona ketika ditempat itu, viona yang menggenggam secangkir hot coffee dan meminumnya dengan perlahan lahan seakan-akan arti menggenggam itu dia tak ingin jauh dari hot coffee miliknya dan arti meminumnya perlahan lahan seakan mencari cari sesuatu yang membuatnya tidak bisa jauh dari hot coffee itu.
Seiring berjalannya waktu steve tiba-tiba meraih dan menggenggam tangan viona lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, viona hanya diam. “vioo maafin aku kemarin ninggalin kamu dengan tiba-tiba tanpa memberitahumu, aku pulang untuk memperbaiki semuanya. Aku tau kamu marah, selama dari bandara baru hari ini kamu mengajakku ngomong dan menyebut namaku. “vioo, would you merry me?”. Sahut steve dengan nada pengharapan yang penuh penyesalan. Vioo hanya terdiam air matanya mulai menetes dan “yes I do!” kata vio sambil menangis. Cincin itu pun kini terlingkar manis dijari viona. Waktu berlalu begitu cepat, merekapun bergegas pulang sebelum ayah viona tiba lebih awal dirumah.
Diperjalanan steve dan viona sangat senang dan tertawa terbahak-bahak, steve bisa melihat keceriaan viona dibalik kaca spion vespa yang dikendarainya sekarang. Tiba-tiba penglihatan steve dari kaca spion jadi silau. Beberapa menit kemudian viona terbangun dan melihat keadaan disekitarnya berubah. Ternyata viona sudah dirumah sakit, dia mencari steve. Ayah viona pun hanya bisa menahan sakit yang diderita anaknya, ayah menuntun viona kekamar yang ditempati steve disana sudah ada keluarga steve semuanya menoleh ke viona dan orang yang ingin diliat viona kini hanya diam kaku dan tertutupi sehelai kain putih.
Steve sudah tiada kini hot coffee cream latte hanya nama tanpa aroma . . . Created By: Rindang Lestari Islami AM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H