Teori Combs
Arthur Combs berpendapat bahwa guru merupakan fasilitator bagi peserta didiknya dengan cara memberi membantu peserta didik serta dengan menjadi teman bagi peserta didik. Guru tidak tidak boleh memaksa peserta didik untuk mempelajari suatu hal ataupun hal yang tidak disukainya, karena pada akhirnya sama saja dengan melakukan suatu tindakan yang tidak mendatangkan kepuasan. Ia menyatakan bahwa seluruh perilaku individu adalah hasil langsung dari bidang persepektif ketika ia berperilaku. Teori ini menekankan betapa pentingnya bagaimana seorang individu menerima dirinya sendiri. Dengan cara mengarahkan siswa untuk memahami potensi diri, mengembangkan potensi diri yang positif, dan meminimalkan potensi diri yang negatif.
Teori Maslow dan Kebutuhan Individu
Teori humanistik mengakui kapasitas peserta didik dalam perkembangan diri dan hak untuk menemukan makna hidupnya. Humanistik menganggap peserta didik sebagai subjek yang merdeka guna menetapkan tujuan hidup dirinya. Peserta didik diajarkan untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri dan orang lain di sekitarnya. Teori terpopuler yang masih berlaku sampai saat ini adalah teori hirarki kebutuhan. Menurutnya manusia didorong untuk memenuhi kebutuhannya. Tingkatan kebutuhan tersebut bervariasi, mulai dari yang paling mendasar hingga tertinggi tertinggi. Dalam teori psikologinya, semakin besar kebutuhan seseorang, semakin tekun dia dalam mengejar pencapaiannya. Pandangan ini erat hubungannya dengan ide Abraham Maslow (1954, 1971) mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan dasar sebelum memenuhi kebutuhan yang tinggi.
Teori rogers
Carl Rogers menyatakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak ditekan, melainkan dibiarkan belajar bebas, peserta didik diharapkan bisa mengambil sebuah langkah sendiri dan berani bertanggung jawab atas langkah- langkah yang diambilnya sendiri.
Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam Proses Pembelajaran dan Pengajaran
Penerapan teori humanistik pada kegiatan belajar hendaknya pendidik menuntun peserta didik berpikir induktif, mengutamakan praktik serta menekankan pentingnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diaplikasikan dengan diskusi sehingga peserta didik mampu mengungkapkan pemikiran mereka di hadapan audience. Pendidik mempersilakan peserta didik menanyakan materi pelajaran yang kurang dimengerti. Proses belajar menurut pandangan humanistic bersifat pengembangan kepribadian, kerohanian, perkembangan tingkah laku serta mampu memahami fenomena di masyarakat. Tanda kesuksesan penerapan tersebut yaitu peserta didik merasa nyaman dan bersemangat dalam proses pembelajaran serta adanya perubahan positif cara berpikir, tingkah laku serta pengendalian diri.
Konsep Kematangan
Istilah “kematangan”, yang disebut maturation dalam bahasa Inggris, sering berlawanan dengan immaturation, yang berarti tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga didefinisikan dalam konteks biologi, yang menunjuk pada tahap keranuman atau kemasakan. Kematangan sebenarnya merupakan suatu potensi bawaan individu sejak lahir, muncul dan menyatu dengan karakternya serta ikut mengatur pola perkembangan perilaku individu.
Prinsip-prinsip Kematangan