Mohon tunggu...
Rina Yuliani
Rina Yuliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Love movie

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manusia dari Masa Lalu

8 Desember 2022   20:53 Diperbarui: 8 Desember 2022   21:11 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"aku tahu ini terdengar gila, tapi setiap orang yang sudah mati mereka dihidupkan kembali dan seperti itulah kakak sekarang" jadi, maksudnya alam mimpi itu adalah kehidupanku sebelumnya? Jadi itu semua nyata? Aku bereinkarnasi?

"aku kesini untuk meminta maaf kepadamu dengan tulus. Kemarin saat aku melihatmu, aku langsung menyadari bahwa itu adalah kau kak. Namun, karena aku masih ragu dengan penglihatanku maka ku perhatikan dengan detail sosok mu. Maaf jika itu membuatmu tidak nyaman" ia memberi konfirmasi atas apa yang dia lakukan kemarin. Jadi, Dia menatapku dengan tajam kemarin ternyata untuk mengetahui lebih jelas bahwa ini adalah aku, manusia yang pernah ia bunuh, kakak iparnya.

"apakah aku boleh mampir ditempat kakak?" itu pertanyaan yang sangat mengganggu. Jelas aku tak akan membiarkan ia masuk kerumah ku. Aku masih belum yakin dengan apa yang dia ucapkan. Jadi untuk berjaga-jaga dari segala kemungkinan buruk lebih baik kita tetap disini.

"tolong jangan salah paham. Aku ingin mampir kerumah kaka karena amat sangat merindukan kakak ku. Dia mungkin bukan kakak ku disini. Tapi di dunia sebelumnya dia tetap kakaku." Apa maksud yang ia ucapkan? Kakak ku, kakak ku, dia suamiku di kehidupan sebelumnya? Hah? Ini sungguh gila.

Setelah terkejut dengan pernyataan yang ia ucapkan, aku langsung pergi ke kamar kecil untuk menenangkan diri. Mencoba untuk tetap rasional setelah apa yang telah aku dengar. Aku tak percaya padanya. Dia jelas menipuku dengan mengarang cerita perihal kakaku yang merupakan suamiku di kehidupan sebelumnya. Dia itu siapa sebenarnya? Apa yang ia lakukan disini? Kenapa ia bisa berbicara seperti itu? terlebih dia tahu apa yang terjadi dalam mimpi?

Setelah berdiam lama di dalam kamar kecil aku keluar setelah memutuskan untuk menganggap semua itu hanyalah karangan. Namun setelah sampai meja yang kami tempati aku menemukan bangku yang ia duduki telah kosong dan menyisakan selembar potret yang sudah menguning kertasnya. Ku ambil potret itu dan dengan refleks melempar potret itu sambil teriak ngeri melihat apa yang ada disana.

Aku harus pulang. Aku tak boleh membiarkan manusia itu bertemu dengan kakaku. Tak boleh. Dia tak boleh membicarakan apapun dari masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun