Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting untuk menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045 sebagaimana yang telah dicanangkan. Pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik adalah cikal bakal peserta didik untuk memperoleh bekal yang terbaik sebagai indikasi ketercapaian pendidikan dan pembelajaran yang bermakna.
Kunci utama keberhasilan yang paling berperan dalam menghasilkan generasi Emas dipegang oleh tenaga pendidik. Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk kompeten dan berkemampuan dalam mendesain dan merencanakan pembelajaran yang bermanfaat bagi perkembangan peserta didik.
Pemerintah telah menggaungkan informasi terkait akan diadakannya pembelajaran tatap muka sebagimana sebelum adanya COVID-19, yakni pada tahun 2021. Namun hal ini masih perencanaan semata, mengingat pandemi ini masih mengalami kenaikan setiap harinya sebagaimana data yang dilansir dari covid19.co.id menunjukkan bahwa terdapat 557.877 pasien positif pada kamis, 3 desember 2020.
Sebagaimana perencanaan yang telah dilakukan oleh pemerintah, sebaiknya seorang pendidik juga harus merencanakan model dan metode pembelajaran yang akan diterapkan ketika wabah COVID-19 ini telah berakhir. Hal-hal yang menjadi dasar kenyaman bagi semua komponen termasuk peserta didik, pendidik, dan orangtua harus diperhatikan. Berikut sistem pembelajaran yang perlu diterapkan di berbagai institusi Pendidikan, diantaranya:
Tetap menerapkan Era New Normal
Era New Normal bukan berarti kembali normal seperti sebelum adanya COVID-19, yang melupakan konsep 'new' dan hanya menfokuskan pada konsep 'normal', melainkan  dimakanai sebai hidup normal dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Iswan Saputro dilansir dari www.uii.ac.id terdapat empat hal yang perlu diciptakan untuk menerapkan new normal.
Pertama, new mindset yakni memperbaruhi pemikiran untuk selalu berfikir positif. Kedua adalah new behavior, yakni merubah kebiasaan baru dengan membiasakan diri untuk hidup bersih. Ketiga new items, yakni menyiapkan barang-barang yang diperlukan ketika hendak keluar rumah.Â
Dan keempat new circle yaitu bagaimana kita mengevaluasi lingkungan pertemanan yang akan berpengaruh buruk. Meskipun nantinya COVID-19 berakhir sebaiknya kebiasaan baru ini tetap diterapkan, karena pada dasarnya keuntungan yang didapat akan kembali kepada diri masing-masing.
Pendidik yang Milenial sebagai Role Model
Bukan hanya peserta didik yang milenial, seorang pendidik juga harus mampu bersifat milenial. Maksudnya sebagai seorang pendidik harus melek digital, mampu menggunakan dan memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai sumber belajar maupun komunikasi pembelajaran.Â
Misalnya penggunaan media sosial untuk menjalin komunikasi efektif terkait pembelajaran. Harus mampu menyuguhkan pembelajaran menyenangkan dan penuh makna dengan cara mengajar menggunakan teknik atau metode yang menyenangkan dan mudah dipahami, agar peserta didik tidak merasa bosan.