Goyangan mereka menjadikan bumi ikut bergoyang...
Tetabuhan silih berganti memenuhi ruangan dengan beragam bentuk tawa liar..senyum dan kerlingan penuh arti....
Mereka liar tak berkesudahan.....mengepulkan asap rokok durjana yang menjadikan kabut tebal kenistaan hingga pelosok negeri....
Jiwa-jiwa hedonisme itu seolah mengenal Tuhan, kala mereka membungkukkan tubuh dan menundukkan kepala mereka, dengan segala atribut ritual keagamaan dan beragam warna suci...
Seusai merunduk kepada Tuhan ...merekapun kembali menari di tengah ceceran uang, yang kian banyak...banyak hingga nyaris menggunung...tumpukan uang yang awalnya hanya berceceran itu kini telah setinggi pinggang mereka, lalu makin gila mereka menari meliuk mengoyang-goyangkan kepala mereka..maka tumpukan uang itu makin tinggi menggunung ..hanya leher dan kepala yang masih nampak bergoyang, terus....terus...hingga nampak tak berkesudahan...
Dan tumpukan uang itu makin menimbun tubuh kerasukan tadi hingga tak terlihat.
Bunyi gemerisik goyangan tubuh diantara dalam tumpukan uang itu masih terdengar...terdengar....makin melambat...melambat..sayup....hingga akhirnya hilang......sunyi..... dan hanya bunyi angin yang mendesis.....
Rakyat yang tersisih dan tak sempat jatuh terinjak hanya bisa melonggo, bergidik, dan sesenggukan menangis..sedih karena mengingat kawan-kawan mereka yang terkubur bersama beribu-ribu ton uang...... inilah takdir sebuah pengorbanan.... agar yang tersisih masih tetap hidup maka hidup ini memang penuh pengorbanan...