Mohon tunggu...
Rinawati Acan Nurali
Rinawati Acan Nurali Mohon Tunggu... Penulis - Suka jalan, siap mendengarkan, suka. Suka-suka.

Sebagai warga yang baik, selalu ingin berbagi setidaknya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan Taliabu Abad-20

23 Juli 2024   11:35 Diperbarui: 23 Juli 2024   15:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Desa Talo/dok. pri

Jika Athena memiliki Xanthippe, Taliabu memiliki Dagali. Perempuan hebat dari Taliabu. Tentu saja ini menjadi suatu kebanggan penulis terhadap peradaban yang pernah ada pada tingkat pengetahuan dan budaya yang sedikit di ketahui oleh banyak orang.

Dimulai tahun 1916, peneliti Belanda yang tidak disebutkan namanya menulis catatan perjalanan yang di lakukan selama berada di Taliabu. Mulai dari kondisi perkampungan setiap desa yang di singgahi di taliabu, dan budaya masyarakat yang jauh dari kata beradab menurut penulis penjelajah Belanda tersebut.

Beradab yang dimaksud oleh peneliti Belanda itu, kepandaian dan ketepatan dalam mengerjakan sesuatu. Keramahan dan bahasa yang baik juga budaya dan agama. Namun hal itu tidak ditemukan oleh peneliti, sampai pihak Belanda mengirimkan utusan para misionaris untuk mengubah kehidupan sosial-budaya suku-suku masyarakat pribumi.  Bukan hanya sosial budaya masyarakat, pendidikan juga menjadi salah satu tujuan para misionaris untuk bisa melepaskan masyarakat dari sikap yang tertinggal dan bisa melakukan pembaptisan sebagai bentuk penerimaan seseorang kedalam gereja untuk penyucian dan mengakui keimanan kepada Yesus. Maka pemerintah Belanda mengirim utusan untuk bisa melakukan akulturasi terhadap masyarakat pribumi Taliabu. Misionaris yang dikirim pemerintah Belanda berasal dari Tobelo. Selain menjadi pendakwah, misionaris juga melakukan perkawinan dengan perempuan pribumi Taliabu yang merupakan murid dari misionaris tersebut.

Untuk memajukan suatu peradaban, pada dasarnya adalah tanggung jawab sosial dari seluruh elemen, tidak mengenal laki-laki maupun perempuan. Tentunya untuk membangun peradaban tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan konsep yang baik, terencana dan perlu dukungan dari berbagai pihak. Selama ini mungkin dalam pandangan umum bahwa tugas untuk membangun suatu bangsa adalah beban yang dilimpahkan kepada elit intelektual, dan umumnya adalah dibebankan kepada laki-laki karena dianggap lebih memiliki power. Laki-laki lebih mendominasi peran-peran strategis dalam ranah publik dari pada perempuan, sehingga terkadang ide-ide perempuan tidak terdengar dan belum begitu terlihat memberikan sumbangsih nyata bagi suatu peradaban.

Dalam dunia  pendidikan  perempuan  memiliki  peran  yang  sangat  penting.  Banyak orang  yang  memiliki  persepsi  bahwa  dalam  dunia  pengetahuan  adalah  milik kaum  adam. Seolah kaum wanita tidak memiliki peran apa-apa dalam bidang ilmu pengetahuan. Padahal yang  kita  tahu  melihat  dari  sejarah  banyak  sekali  wanita  yang  berperan  penting  dalam pegembangan  ilmu  pengetahuan.Karena  pada  dasarnya  definisi  pendidikan  adalah  suatu usaha  yang  dilakukan  oleh  individu-individu  baik  itu  laki-laki  maupun  perempuan  untuk melaksanakan   nilai-nilai,   kebiasaan-kebiasaan,   serta   bentuk   ideal   kehidupan   dalam melaksanan kehidupan yang lebih efektif (Wahab, 2007).

Perempuan dalam sebuah keluarga juga memiliki peran dan tanggung jawab yang tidak mudah.  Selain  tugas  mereka sebagai seorang istri dan juga ibu yang harus  menyiapkan  diri  agar  bisa  bekerja  untuk  memenuhi kebutuhan  hidupnya,  mengikuti  tanggung  jawab  lain  berubah  tanggung  jawab  penuh  atas anak-anak  mereka  baik  itu  jasmani,  kasih  sayang  serta  tidak  kalah  pentingnya  yaitu memenuhi  kebutuhan  akan  pendidikan  anak-anaknya.  Kewajiban pemenuhan atas  pendidikan  anak tidak  hanya  sekedar  memberikan   anak  kesempatan  untuk  belajar  serta disekolahkan melainkan  peran  perempuan  dalam  pendidikan  dalam  keluarga  secara  garis  besar  yaitu perempuan sebagai pendidik, bagaimanapun sibuknya perempuan dalam hal rumah dan keluarga, namun pendidikan tidak boleh dilupakan.  Selain  itu  juga  perempuan  juga  sebagai  pelindung  dan  pemelihara,  perempuan ialah  sebagai  dasar  dari  pendidikan  anak.  Bukan berarti tugas dalam mendidik hanya diberikan kepada ibu semata, ayah juga sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan anak, namun tidak seotentik seorang ibu. Karena ibu memiliki keterikatan batin yang kuat dengan anak. Ada sebuah pepatah yang mengatakan jika perempuan cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas pula. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa pendidikan akan berpengaruh pada pola pikir dalam berkeluarga, cara pendidikan anak dan menerapkan prinsip-prinsip keadilan di dalam keluarga.

Dagali merupakan perempuan pribumi Taliabu, yang di peristri oleh misionaris sembilang dari Tobelo. Dagali juga merupakan perempuan yang banyak berperan aktif membantu suaminya dalam pengembangan dunia pendidikan, budaya dan agama yang ada di desa Talo kepulauan Taliabu. Peneliti Belanda bahkan menyebut Dagali sebagai seorang perempuan yang tidak hanya memiliki adab yang baik sebagai seorang istri, kebersihan dan kerapihan rumah juga peranan penting Dagali dalam hal pendidikan di lingkungan masyarakat desa Talo menjadi satu penghargaan terhadap Sembilang sebagai suami yang tepat dalam memilih seorang istri yang begitu cemerlang.

Dagali menjadi perwakilan dari Sembilang dalam hal pendidikan di tengah masyarakat. Terutama pendidikan kepada perempuan. Misi mereka membuahkan hasil. tidak hanya mengubah masyarakat dalam hal sosial-budaya namun mereka membangun sekolah untuk meneruskan perjuangan dalam memberantas buta huruf. Sebuah karya mereka, menjadikan perempuan Taliabu menjadi subjek penting dalam pendidikan. Sekolah tidak hanya menjadi milik kaum laki-laki tetapi mereka telah mendorong dan membuka ruang yang luas bagi perempuan untuk menjadi yang terdidik.

Pendidikan itu ibarat mata air. Ia akan terus hidup dan bermanfaat bagi banyak manusia. Namun jika ia di matikan, tentu akan berpengaruh pula pada kehidupan manusia. Begitu juga pendidikan. Pendidikan adalah proses yang dibutuhkan dalam menyeimbangkan dan menyempurnakan tumbuh kembang individu dalam bermasyarakat.

Oleh Rinawati Acan Nurali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun