Mohon tunggu...
Rinawati
Rinawati Mohon Tunggu... Guru - Guru-Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMA Labschool Jakarta

Saya memiliki ketertarikan belajar hal baru yang bagi saya menarik dan bisa memberikan manfaat dikemudian hari. Manusia mati meninggalkan nama. Semoga kelak ini menjadi jejak digital yang baik dan menjadi inspirasi bagi anak cucu saya kelak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik, Kompetensi Sosial Emosional dan Coaching Akademik

5 Desember 2023   16:46 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:05 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas Belajar dengan Pendekatan Think Pair Share

Mengantarkan peserta didik dalam mencapai tujuan hidupnya merupakan tugas mulia bagi seorang guru. Kondisi peserta didik yang memiliki keragaman kodrat alam dan kodrat zaman yang melekat pada dirinya menjadi peluang bagi guru untuk mempelajari bagaimana strategi yang digunakan agar pembelajaran dapat berhasil.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik membuka kesempatan bagi guru untuk mengetahui dan merencanakan hal apa saja yang harus disiapkan agar pembelajaran dapat berhasil sesuai harapan. Untuk kesuksesan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik maka beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah: asesmen awal, kebutuhan peserta didik, menciptakan suasana belajar dimana peserta didik dapat terlibat secara aktif, memberi penguatan pada kompetensi sosial emosional serta perlunya coaching dalam melakukan tindak lanjut pada pembelajaran berikutnya.

Asesmen awal yang dilakukan oleh guru menjadi bekal bagi guru dalam mengetahui kondisi dan kebutuhan peserta didik yang akan diajarkan. Hal ini memungkinkan bagi guru untuk mulai merancang strategi dan pendekatan seperti apa yang dapat diterapkan agar bisa menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik.

Kebutuhan peserta didik dapat diketahui melalui asesmen awal. Jika hasil asesmen awal menunjukkan data bahwa sebagian besar peserta didik menyukai pembelajaran yang melibatkan aktivitas berdiskusi maka guru dapat mencoba membuat perencanaan  pembelajaran dengan metode diskusi.

Suasana belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif, memungkinkan bagi guru untuk memantau dan melakukan penilaian aktivitas belajar tiap peserta didik tersebut. Guru dapat menemukenali karakter dan kompetensi peserta didik yang diajarnya. Pendekatan kolaboratif menjadi bagian yang perlu diterapkan sehingga keseluruhan peserta didik memainkan peran secara aktif. Dengan demikian, aktivitas berpikir peserta didik secara tidak langsung dapat dimunculkan. Kompetensi penalaran pun dapat diberikan sebagai stimulus untuk mencapai kompetensi peserta didik secara optimal.

Kompetensi sosial emosional merupakan hal penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Kompetensi ini meliputi: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Penciptaan suasana belajar yang nyaman, aman serta memunculkan perasaan puas dan dihargai bagi peserta didik memunculkan terwujudnya situasi sesuai dengan yang diharapkan. Pada situasi dan kondisi demikian, pembelajaran dapat berproses sesuai harapan.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak selalu berlangsung mulus. Tidak juga selalu gagal. Ada saja hal yang dirasakan kurang. Untuk itu perlu dilakukan supervisi akademik. Dalam supervisi ini dibutuhkan perencanaan, pementauan, evaluasi dan tindak lanjut. Hanya guru yang bersangkutan yang mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Hanya guru tersebut pula yang memiliki potensi dan kompetensi, mendapatkan ide baru dalam mengatasi persoalan yang dihadapi, atau memenuhi kekurangan yang masih ada dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

Proses coaching merupakan salah satu strategi dalam membantu guru, mengantarkan guru secara intensif untuk menemukan hal apa saja yang perlu diupayakan dalam menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Coach: orang yang memberikan coaching, coachee: orang yang diberikan coaching.

Adapun tahapan/alur yang dilakukan dalam proses coaching akademik, yang biasa disebut dengan alur TIRTA, yaitu:

  • Tujuan: coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai oleh coachee
  • Identifikasi: proses penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada
  • Rencana Aksi: pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat
  • Tanggung jawab: membuat komitmen atas hasil yang dicapat dan untuk langkah selanjutnya

Sebagai coach, perlu memiliki kepercayaan penuh bahwa coachee memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik dan mumpuni dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Hindari usulan-usulan. Lakukan perhatian penuh dengan menjadi pendengar aktif. Berikan pertanyaan yang berbobot dalam menggali kompetensi coachee dengan optimal. Sehingga muncul ide baru dalam pemikiraan coachee yang dapat menjadi usulan rencana yang dapat dicoba praktikkan. Berikut paradigma berpikir yang perlu dilatih oleh seorang coach adalah:

  • Fokus pada coachee
  • Bersikap terbuka dan ingin tahu
  • Memiliki kesadaran diri yang kuat
  • Mampu melihat peluang baru dan masa depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun