Mohon tunggu...
Rin_Female Wanita
Rin_Female Wanita Mohon Tunggu... -

Masih belajar menjadi manusia yang baik hati, tidak sombong, jujur, ramah tamah,penyayang & penuh kasih,taat menjalankan kewajiban dan meninggalkan laranganNYA, pemurah, suka menabung, taat membayar pajak, mendengar wejangan ortu ( I luv u mak) dan menyukai keindahan...lol...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Islam, Kristen, Buddha? So Why?

3 Juni 2010   07:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:46 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selama beberapa hari ini saya membaca kompasiana, rasanya isu yang beredar hanya berkisar antara  perbedaan agama...meskipun judul posting atau isi tulisannya tidak ada sangkut pautnya dengan agama..tapi comment2 kompasioner banyak yang menyerempet2 tentang perbedaan tersebut...ini membuat saya bingung, miris dan malas membaca kompasiana (kecuali hiburan he.he..) ....mengapa perbedaan agama harus selalu diributkan dalam dunia maya ini? sementara yang mengirim posting atau yang memberi komentarpun orangnya tidak jelas (alias tidak kita kenal baik), kita tidak tahu yang kasih comment itu sebenarnya beragama apa? pendidikannya apa? sedalam apa pemahamannya terhadap agama, dll...yang ada malah kita terprovokasi dengan comment2 murahan...ujung2nya...ribut tanpa ada penyelesaian ( ini karena kompasina tidak memiliki juri untuk debat kusir seperti ini he.he..) kacau deh...ok..saya tidak akan memperpanjang lagi tentang comment2 kompasioner, karena  itu adalah HAMnya  para kompasioner,...selain itu gunanya blog kan untuk ditanggapai rame2? he.he.. Saya membuat tulisan ini bukan untuk menyudutkan suatu kelompok, membela suatu kelompok..atau memiliki maksud- maksud  tersembunyi  lainnya, tidak..Demi ALLAH.. saya ..hanya seorang perempuan biasa yang juga hidup dalam lingkungan  yang biasa2saja.. yang ingin membagi pengalaman hidupnya,  tentang indahnya hidup diantara perbedaan2 yang ada.... Saya lahir di Aceh dari keluarga asli Aceh...dan berdasarkan pandangan  orang2 diluar Aceh yang saya tangkap selama ini, masyarakat Aceh adalah masyarakat yang fanatik terhadap agamanya......dengan jujur  saya katakan, saya & umumnya teman2 saya,   tidak mengerti apa itu islam liberal, Islam fanatik, islam ini..islam itu..bla..bla...yang saya ketahui, dari kecil hingga kini, Agama saya adalah Islam. Saya dan sodara2 saya, telah  diajar mengaji, solat, puasa dan ilmu agama  sejak kecil (umumnya semua masyarakat Aceh seperti itu). Hingga dewasa sekarang pun, saya tetap mengikuti ajaran tersebut sesuai kaidah yang saya ketahui dan  yakini, tanpa ada peng"lebelan" diri, kalau saya adalah Islam bla..bla...bagi saya Islam adalah Islam yang selama ini saya yakini..dan Islam yang saya yakini itu adalah Islam yang mengenal dan menghormati perbedaan agama.. Hidup dalam masyarakat dengan  perbedaan agama...sudah saya lalui sejak kecil. Almarhum Bapak saya adalah orang yang memiliki toleransi sangat tinggi terhadap perbedaan agama (kalau dulu saya berpikir itu hal yang biasa saja, tapi ketika  melihat komentar2 kompasioner dalam menyikapi perbedaan agama..saya kembali berpikir, kalau bapak saya adalah seorang yang luar biasa)....bapak saya adalah seorang muslim yang selalu menjalankan kewajibannya (saya tidak tahu apakah itu disebut  muslim taat atau tidak, yang saya tahu bapak saya tidak pernah meninggalkan solat 5 waktu, puasa dan sering mengaji). Bapak saya memiliki 2 orang sahabat,yang satu orang batak" P" (kristen) dan satu lagi keturunan chines "A"  (Buddha). Dalam bisnis maupun aktivitas sehari2nya, bapak saya tidak pernah lepas dari 2 orang sahabatnya itu. Sehingga sayapun ikut masuk dalam kehidupan mereka, karena saya sangat dekat dengan bapak dan sering mengikuti bapak kemanapun dia pergi. Jika hari libur, saya dan sodara2 saya sering ikut bapak main kerumah si "A"  yang jaraknya sekitar 25 km dari pusat kota. Si " A" memiliki bisnis sampingan, yaitu  memelihara babi. dia memiliki kandang babi dibalik bukit yang jaraknya kira2 300 meter dari rumahnya. Sebagai anak2,  kami paling senang melihat babi ..karena kelihatan lucu, apalagi yang masih kecil..he.he...tapi si "A" tidak pernah mengizinkan kami melihat dari dekat, kami hanya boleh melihat dari atas bukit (kandangnya di bawah bukit)..Jika kami protes, maka "A" akan mengatakan, tidak boleh dekat2, karena kami muslim..haram. Ketika menjamu tamu, "A" juga sangat hati2 sekali..ia dan keluarganya selalu menyediakan makanan kaleng dan air mineral khusus untuk menjamu kami...dia tidak mau jika kami merasa tidak nyaman berada dirumahnya..,jika kami datang, anak2nya tidak diperbolehkan bermain2 di dekat kandang babi..karena takut nanti kami juga akan ikut. Dua orang anak "A" adalah teman baik saya. Mereka bersekolah di kota. Berhubung transportasi ketempat tinggalnya sulit, maka anak "A"  jika pulang sekolah disiang hari, akan berehat dulu dirumah kami hingga sore hari..waktu ketika "A" pulang kerja dan menjemput anak2nya untuk pulang kerumah. Jadi bisa dibayangkan betapa rapatnya hubungan kami, ibu saya juga sudah mengganggap mereka seperti anak2nya sendiri. Sementara "P" rumahnya tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami..tapi dia hampir setiap hari menjadi tamu tetap dirumah..."P" kalau  sudah bercerita, sering lupa waktu..tapi uniknya, ketika dia bercerita dan azan berkumandang, dia akan diam...dan mengingatkan bapak saya kalau waktu solat sudah tiba. Nanti selesai bapak saya solat, mereka akan menyambung lagi pembicaraannya he.he..disamping itu, jika akan membuat perencanaan apapun.."P" selalu mengait2kannya dengan ibadah bapak saya..misalnya:.",jangan besok..besok kan Jumat, bapak harus ke mesjid", jangan bulan September, itukan ramadhan, dll...sehingga rencana diubah lagi..Bapak saya juga selalu mengingat kalau minggu pagi adalah waktunya "P" ke gereja..sehingga semua kegiatan yang melibatkan"P" akan dimulai setelah "P" pulang dari gereja..pernah suatu hari saya kesal dengan Bapak, dia sudah berjanji akan menemani kami ke pantai minggu pagi, tapi malamnya tiba2 "P" bilang kalau dia dan keluarganya  ingin  ikut juga, jadi rencananya diubah, berangkatnya siang hari, setelah "P" pulang dari gereja...bisa dibayangkan, bagaimana tidak enaknya duduk2 dipantai pada siang bolong seperti itu??? Meskipun kami semua protes, tapi bapak tetap dengan keputusannya, menunggu temannya pulang dari gereja he.he..Hal unik lainnya, hampir disetiap Idul fitri atau Idul adha..tamu yang pertama hadir dirumah adalah" P" dan "A" beserta keluarganya..,"P" selalu memakai sarung jika bertamu di hari lebaran, dan paling senang makan ketupat lebaran. Sementara   "A"  akan datang dengan baju batiknya. Kalau dulu saya berpikir hal itu biasa saja..namun sekarang saya berpikir alangkah indahnya moment- moment tersebut...Saya pernah mendengar orang bertanya kepada bapak saya, mengapa bapak saya bisa akrab dengan sahabat2 nya, padahal mereka non-muslim, dan jawaban bapak saya adalah", memangnya mengapa kalau mereka kristen dan Buddha? meraka tidak pernah meminta saya pindah ke agamanya, dan saya juga tidak pernah meminta mereka masuk Islam..dalam Islam disebutkan..bagi mu agama mu, dan bagiku agama ku. bagi saya,masalah agama jangan dicampur adukan dengan persahabatan."....duh...bapak saya yang bukan sarjana...punya pemikiran yang demikian logisnya...saya sangat bangga sekali.. Sikap toleransi bapak terhadap perbedaan agama ini sudah menyatu dalam jiwa saya hingga kini. Beberapa tahun yang lalu ketika saya kuliah di Yogyakarta. saya memiliki seorang sahabat karib dari Medan, dia Kristen, namanya "E".  Hubungan persahabatan kami tidak terhalang oleh  perbedaan agama. "E"  kost ditempat yang berlainan dengan saya, tapi saya sering bermain ketempat kost2annya dia (karna kos2annya lebih nyaman dari kost2an saya he.he..) Jika saya sedang berada dikamarnya, dan azan berkumandang, maka "E" akan bergerilya dari kamar ke kamar untuk meminjam mukena buat saya...dan dia dengan rela akan menurunkan sementara patung yesusnya, agar tidak menghalangi arah kiblat saya..bahkan dia ingin membeli satu mukena khusus bagi saya, agar dia tidak perlu pinjam2 tetangga lagi kalau saya datang.... jika saya melalaikan solat, dia akan mengingatkan, kalau waktu solat sudah tiba...dia benar2 tulus...sementara saya sendiri, dengan rela akan bangun jam 5 pagi di hari minggu, khusus mengantar "E" ke  gereja untuk misa pagi dengan sepeda motor, dan  menjemputnya lagi pada petang hari. Jika dia kekamar saya, dan melihat saya tidak mengaji setelah solat magrib, dia akan protes, mengapa saya tidak mengaji? karena katanya  dia senang mendengar suara saya ketika mengaji...dalam obrolan kami sehari2...kami tidak pernah membicarakan tentang perbedaan agama kami, tentang agama siapa yang benar, agama siapa yang salah..NEVER...karena kami tahu, bagi setiap pemeluk agama, agamanya lah yang paling benar..jadi untuk apa kami menghabiskan waktu memperdebatkan sesuatu yang sudah jelas2 berbeda....persahabatan menjadi indah, karena kami tidak pernah ingin menyatukan perbedaan yang ada...hingga kini bagi saya, dia adalah salah seorang sahabat terbaik dalam hidup saya...dan kami tetap berhubungan hingga kini. Sekarang saya kuliah diluar Indonesia, dan mempunyai Housemate yang juga beragama kristen "A"..meskipun tidak seakrab seperti dengan  "E", tapi hubungan kami selalu baik. Kami tidak pernah punya konflik apapun, terlebih2 yang ada hubungannya dengan agama...bahkan didalam hati dan pikiran saya..perbedaan itu tidak pernah ada...jika saya melihat dan berbicara dengan "A", yang ada di kepala saya hanya..dia adalah "A" teman saya,  bukan "A" si  kristen, si hindu, si ini, si..itu...No...but Only .."A" as my freind, tanpa embel2 apapun....Jadi kalau saya melihat dikompasiana saling hujat menghujat, saya yang bodoh ini jadi bingung sendiri...sebenarnya yang diributin itu apa ya...........he..he.... Inilah sepenggal kisah hidup saya tentang indahnya hidup diantara perbedaan..bukannya saya mengatakan hidup saya sudah benar...dan saya minta orang lain mencontoh saya..NO..NO.....saya hanya ingin membagi sedikit pengalaman saya tentang betapa indahnya hidup diantara perbedaan2 yang ada...jika rekan2 kompasioner ada yang tidak setuju dengan sikap saya..tidak masalah....namanya juga pengalaman hidup he..he...

Nb.saya masih belajar menulis..jadi kalau ada kesalahan disana sini..mohon dimaafkan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun