"Axl! Axl!"
Kepala Nani terlihat celingukan. Diseret sepatunya yang sudah tak menempel dengan benar di kedua kakinya itu menuju ke belakang dapur rumahnya. Mata gadis itu bergerak ke kiri dan ke kanan sambil bibirnya terus saja meneriakkan sebuah nama.
"Axl! Axl!"
Tak lama yang dicari pun muncul dari arah kebun. Kakinya bergerak cepat, berlari menghampiri Nani yang menyambutnya dengan bibir terkembang lebar.
"Kemana saja sih? Main lagi ya sama Mimi ya?"
"Haduh, dateng bukannya ganti baju malah mainan sama ayam. Ayo cepat ganti. Nanti kotor seragamnya," teriak Ibu dari dapur.
"Iya, sebentar," jawab Nani tanpa menoleh.
Tangannya masih sibuk mengelus-elus bulu-bulu Axl yang hitam bercahaya.
"Kamu lapar? Tadi sudah makan belum? Makan yuk," kata Nani.
Tak mempedulikan seragam putihnya, diangkatnya tubuh Axl dan digendongnya masuk ke rumah. Ibu yang melihat langsung berteriak, meminta anak perempuan itu menurunkan ayamnya. Teriakan yang sia-sia karena hampir setiap hari dilakukan Ibu tapi tidak pernah dihiraukan oleh Nani. Tanpa mengganti seragamnya, hanya sepatu dan kaos kakinya yang dilepas, Nani menuju meja makan. Masih dengan Axl dalam gendongannya dia mulai duduk dan memeriksa makanan di bawah tudung saji.