[caption id="attachment_210318" align="aligncenter" width="560" caption="Booth Canting di Kompasianival 2012 (dok. pribadi)"][/caption]
Ketika pertama kali mendengar bahwa Canting lagi-lagi mendapat undangan untuk datang di acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kompasiana atau biasa disebut Kompasianival kami tak terlalu antusias. Dari salah satu admin kami mendapat informasi bahwa Canting mendapat jatah satu booth. Tak ada reaksi berlebih, bahkan bisa dibilang semua anak Canting adem ayem.
Hampir tiga tahun bersama, hampir tiga tahun kumpulan anak-anak yang kata orang muda ini tak pernah berubah dalam melakukan sesuatu, spontan. Jadi ketika mendapat undangan atau apapun hampir semua memberi tanggapan yang sama, biasa. Selain itu tahun ini Canting juga sedang mengalami "krisis." Kesibukan masing-masing anak membuat kami jarang berkumpul, dalam jumlah besar. Ada yang sibuk dengan pekerjaan, skripsi juga kuliah. Belum lagi yang sibuk mencari pasangan hidup (ini serius).
Keadaan tersebutlah yang membuat anak-anak Canting tak terlalu berharap bisa datang ke pestanya Kompasiana ini, media sosial yang telah mempertemukan kami. Kumpul pertama untuk membicarakan undangan ini kami bahkan memutuskan tidak akan menerima undangan mengisi booth. Meski ada satu anak yang menyatakan akan datang. Akan tetapi kemudian keputusan itu berubah setelah Babeh Helmi memberi masukan pada kami. Kami pun kumpul lagi.
Tidak sulit apalagi lama untuk menentukan tema apa yang ingin kami usung di Kompasianival kali ini. Kami sepakat menampilkan "jati diri" kami yang suka mbambung, spontan serta ora mutu, yo mutu ning rendah (tidak mutu, ya bermutu tapi rendah). Memanfaatkan Internet,media sosial, anak-anak Canting yang berpisah jarak pun bisa tetap berkomunikasi, saling memberi masukan. Persiapan pun dilakukan. Memilih-milih foto yang mewakili kegiatan kami selama ini untuk dicetak, dibuat kartu pos juga dipajang, membuat banner dan lain sebagainya adalah hal-hal yang tak kalah asyik dengan isi kepala kami yang sudah membayangkan akan bersama-sama ke Jakarta naik kereta api.
[caption id="attachment_210324" align="aligncenter" width="560" caption="Buka lapak di Stasiun Pasar Senen (dok. pribadi)"]
Berangkat dalam tiga kloter (dua anak berangkat Rabu sore, dua anak Kamis, enam lainnya Jum'at sore) kami sepakat bertemu di Gandaria City, di lokasi acara. Di Jakarta dua anak Canting juga telah menunggu kami. Sempat mbambung di Stasiun Senen menunggu hari terang, juga insiden mabuk darat salah seorang dari kami karena sopir metromini yang ugal-ugalan tak membuat luntur semangArt kami. SemangArt kami tetap membara demi membawa pulang Mio juga demi menemani beberapa anak Canting yang belum pernah melihat Monas, belum pernah menginjak Jakarta bahkan belum pernah naik lift (mari berdoa untuk mereka).
[caption id="attachment_210325" align="aligncenter" width="560" caption="Srikandi-srikandi siap menyambut anda di booth Canting (dok. pribadi)"]
"Canting ini komunitas apa ya, Mbak?"
"Bikin batik ya, Mbak?"
"Kenapa Canting namanya?"