"Nani! Ibu bilang apa? Taruh dulu Axl. Cuci tangan, baru makan. Kamu ini kalo dibilangin susah banget ya."
Dengan wajah cemberut Nani meletakkan ayamnya. Dibiarkan ayamnya itu berkeliaran, berputar-putar di samping kakinya. Pun ketika dia membersihkan kedua tangannya di wastafel, Axl masih saja mengikutinya.
"Bu, besok kan Nani ulang tahun, Nani boleh minta kado?"
"Kalo lagi makan jangan sambil ngomong, ntar kesedak."
"Ini juga sudah ditelen. Bolehkan Bu?"
"Emangnya kamu mau kado apa?"
"Ehm...Nani pingin banget punya radio."
"Radio kan mahal. Lagian buat apa sih minta radio segala, kan sudah ada tipi?"
"Beda dong. Tipi mah nggak asik. Nani minta radio aja. Yang kecil juga nggak papa, malah enak bisa dibawa-bawa. Boleh ya Bu?"
Ibu memandang wajah polos gadis kecilnya itu. Anaknya itu memang suka sekali membuatnya pusing juga kesal meski kemudian rasa itu langsung hilang manakala menatap mata Nani. Mata bulat itu terlihat begitu polos, apalagi kalau sedang ada maunya.
"Liat nanti, terserah kata Ayah saja."