Departemen Lingkungan Hidup dan Pengabdian Masyarakat IKPM (Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa) Jawa Barat mengadakan pagelaran seni dan penggalangan dana untuk Rohingya, Minggu (17/09). Acara tersebut berlangsung di titik 0 kilometer Yogyakarta, tepatnya di sekitaran lampu merah depan Istana Kepresidenan Gedung Agung.
Aji Fadhulloh Naufal, selaku koordinator acara menyebutkan bahwa kegiatan tersebut melibatkan kurang lebih empat puluh orang mahasiswa asal Jawa Barat, yang keseluruhannya tengah menempuh pendidikan di beberapa universitas di Yogyakarta.
"Sebelumnya, kami juga pernah mengadakan kegiatan serupa, yaitu penggalangan dana untuk longsor di Banjarnegara dan penggalangan dana untuk banjir bandang di Garut yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Namun sebelum-sebelumnya kami hanya turun di jalanan tanpa mengadakan pagelaran seni seperti sekarang ini."
Pada acara pagelaran seni malam itu, mereka menampilkan beberapa alat musik tradisional Jawa Barat, yaitu angklung dan arumba atau alunan rumpun bambu dari Sanggar Seni Kujang. Selain menampilkan alat musik tradisional, mereka juga mengisi acara dengan pembacaan puisi.
Selama pagelaran seni berlangsung, para mahasiswa IKPM Jawa Barat yang tergabung dalam acara tersebut menyebar di sekitaran Malioboro dan Alun-alun Utara Yogyakarta, untuk menggalang dana. Kegiatan itu mendapat respon yang sangat baik dari warga sekitar maupun para pengguna jalan.
Sementara itu, Acep Muhammad M yang menjabat sebagai Ketua IKPM Jawa Barat tahun ini menyatakan, bahwa acara tersebut dapat berjalan lancar karena campur tangan banyak pihak.
"Banyak sekali pihak yang melibatkan diri dalam acara ini. Semuanya adalah mahasiswa asal Jawa Barat. Mereka berasal dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Kuningan, Majalengka, Subang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk alasan mengapa kami mengadakan acara ini, karena kami peduli dengan adanya kasus Rohingya. Bukan atas nama umat Muslim atau mengatasnamakan ras agama, akan tetapi kami melakukan ini untuk hak asasi manusia Rohingya."
Selain itu, Acep juga menambahkan bahwa pagelaran seni tersebut hanya berlangsung selama satu malam. Namun, untuk penggalangan dana akan terus berlanjut hingga minggu depan.
Dana yang terkumpul pada hari pertama adalah sebesar Rp 3.400.000. Selanjutnya, setelah penggalangan dana selesai, nantinya seluruh dana yang terkumpul akan langsung mereka serahkan ke ACT (Aksi Cepat Tanggap) untuk seterusnya disalurkan kepada para pengungsi (Rohingya).