"Kenapa Minami-chan tak pernah berhenti memanggilnya senpai?"
"Akihiro-senpai dulu satu tingkat di atasku. Waktu kelas satu sekolah dasar senpai sakit dan sekolahnya ditunda. Tahun berikutnya, akhirnya kami satu kelas."
Minami-chan kembali membalik halaman demi halaman buku yang dipegangnya. Ia tak ingin memandang wajah sahabatnya yang menyimpan seribu pertanyaan. Matanya tertuju pada lembaran buku itu, namun fikirannya berada antara perasaan Kana, juga antara waktu yang telah ia lalui sepuluh kali musim dingin bersama Akihiro.Â
Ia masih belum dapat merangkai kata yang tepat antara rintikan salju atau sengatan musim panas yang harusnya datang lebih cepat.
"Anu... Minami-chan..."
"Eh...?"
"Semalam aku melihat Minami-chan bersama Akihiro-chan di ayunan itu. Apa benar tidak ada apa-apa?"
Minami mengggelengkan kepala. Ia tersenyum untuk meyakinkan sahabatnya.
"Anu... Maaf, apa Minami-chan mau membantuku?"
"Tentu Kana-chan, katakan saja."
Sejenak wajah Kana lebih merona. Gadis itu mengeluarkan sebuah gantungan kecil, Omamori dari kuil itu telah ia persiapkan untuk Akihiro sejak beberapa hari yang lalu.