Gagap Tekhnologi adalah sebuah permasalahan yang sangat fatal dalam kehidupan di masa yang serba canggih ini. Bukan hanya dalam suatu bidang kehidupan bahkan untuk seluruh bidang kehidupan yang ada. Semua orang mau tidak mau wajib mengikuti perkembangan zaman.
Sangat menuntut memang namun itulah kenyataannya. Bahkan kurikulum k-13 saja disusun agar menjadi kurikulum yang mampu menjawab tantangan abad-21, di mana pada abad ini teknologi sangat maju. Yang mengharuskan pelajar yang sudah lulus dari lembaga pendidikan bisa mengatur, mengelola dan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.
Bukan hanya itu, di masa ini lebih tepatnya pada tahun 2020 ini, ada sebuah pandemi yang sangat meresahkan masyarakat, yaitu covid-19. Suatu virus yang tak kasat mata, namun berdampak sangat besar bagi kehidupan.
Banyak korban jiwa berjatuhan, semua orang harus melakukan social-distancing, atau menjaga jarak. Dilarang melakukan perkumpulan, bahkan untuk melakukan proses belajar-mengajar di sekolah saja tidak boleh.
Hal inilah, menyebabkan seluruh pelajar belajar di rumah atau secara daring. Kondisi inilah yang semakin menuntut semua golongan masyarakat untuk tidak gagap teknologi, khususnya para guru.
Karena, masih ada beberapa daerah yang tertinggal sehingga tidak mampu memanfaatkan teknologi untuk proses belajar-mengajar. Hal ini tentu saja menghambat jalannya pendidikan di Indonesia. Bahkan ada beberapa guru yang mengeluhkan permasalahan mereka kepada Praktisi Pendidikan, Claudia Ingkiri.
Banyak guru mengaku gaptek dan mengeluh, saya kan biasa pakai papan tulis. Padahal guru harus mem-push dirinya agar bisa beradaptasi. Namun, tidak hanya seorang guru yang harus mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan ini, namun diperlukan juga usaha dari lembaga pendidikan baik itu Negeri maupun Swasta.
Untuk membantu para guru beradaptasi dengan keadaan seperti saat ini. "Karena mereka menyiapkan materi. Jadi guru harus siap melakukan perubahan secara konkret.
Penggunaan teknologi harus jadi keharusan," lanjutnya. Namun, Claudia juga memberikan sebuah solusi, guru tidak harus mengikuti materi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sesuai kurikulum.
Guru bisa menggunakan metode lain, yang terpenting materi tetap tersampaikan kepada pelajar. Keadaan yang seperti inilah, yang harus dijadikan sebagai bentuk kesadaran dari seluruh masyarakat. Untuk memanfaatkan teknologi sebaik mungkin, agar tetap bisa menjalani kehidupan dengan normal meskipun ada beberapa hambatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H