Suatu Negara dapat dikatakan maju jika pendidikan di Negara tersebut telah maju, seperti Amerika. Sedangkan Negara berkembang seperti Indonesia masih mencari jalan untuk mencapai tujuan menjadi Negara maju. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya dengan selalu mengubah kurikulum mengikuti zaman.
Perubahan kurikulum ini, bertujuan untuk mempersiapkan pelajar agar dapat menjawab tantangan setiap zaman. Misalnya abad 21, dimana pada masa ini perkembangan teknologi sangat berkembang pesat, jadi perubahan kurikulum pada masa ini lebih terfokuskan pada persiapan pelajar supaya dapat mengolah dan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.
Selain perubahan kurikulum, ada pula faktor yang sangat penting dalam upaya memajukan pendidikan, ialah karakteristik dari guru itu sendiri. Seseorang memiliki karakter yang berbeda-beda dan karakter tersebut tidak dapat dipaksa sama rata. Namun, ada beberapa karakteristik yang harus diusahakan ada dalam diri seseorang. Karakter tersebut sangat menentukan kemampuan dan kecerdasan dalam mengatur semua hal yang sangat berpengaruh kepada dirinya sendiri dan orang lain.
Beberapa karakteristik tersebut ialah sebagai berikut, seorang guru harus memiliki fisik yang kuat. Fisik dalam hal ini bukan hanya jasmaninya saja, namun juga rohaninya, fisik yang kuat antara lain ialah dewasa, berwibawa, berbudi pekerti luhur, bermoral baik, penuh tanggung jawab dan memiliki jiwa keteladanan, serta memiliki keteguhan atau ketetapan hati untuk berjuang membangun dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia seutuhnya melalui tugas--tugas yang diembannya dan tidak mudah terpengaruh pada kondisi yang dapat mengakibatkan mereka ke luar (out of track) dari "jalan dan perjuangan yang benar".
Selain dari kekuatan fisik, seorang guru harus memiliki kualitas yang sangat baik. Percuma saja jika suatu Negara memiliki kurikulum yang memadai dan baik, namun tidak memiliki guru yang berkualitas. Misalkan saja, ada sebuah sekolah yang berada di pedesaan, biasanya di desa guru dapat diangkat menjadi guru honorer dengan mudah meskipun pendidikan guru tersebut hanya sampai di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan ada pula yang hanya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Tentu saja, ilmu yang didapat ketika mengenyam pendidikan lebih banyak didapatkan oleh guru yang menempuh pendidikan hingga sarjana. Guru yang hanya lulusan di bangku SMP, apakah mengetahui tata cara pembuatan RPP atau silabus? Jawabannya tentu saja tidak. Namun, berbeda halnya jika mereka belajar membuatnya, baik bertanya pada senior atau kepada orang yang memiliki wawan lebih tentang hal-hal yang belum diketahui.
Jika seseorang mau belajar, maka ada usaha untuk mengubah kualitasnya menjadi lebih baik lagi. Berbeda halnya jika seseorang tidak mau berusaha, malah menyalin dari sumber-sumber lain. Dimana, tidak semua keadaan alam, dan kondisi sosial di setiap daerah sama, sedangkan RPP dibuat berdasarkan keadaan lingkungan, dan fasilitas yang ada.
Misalnya pada pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam (IPA), didalam RPP yang diambil dari sumber tersebut berisi tentang rencana pembelajaran dengan memanfaatkan laboratorium untuk melihat kerangka tubuh manusia menggunakan alat peraga yaitu patung. Namun, di sekolah tersebut tidak memiliki sarana dan prasarana tersebut.
Atau ada seorang guru yang tidak memahami cara mendidik pelajar dengan baik, guru tersebut hanya memberi tugas tanpa menjelaskan materi yang harus disampaikan. Hal ini, menyebabkan siswa menjadi jenuh mempelajari mata pelajaran tersebut, sedikit dari pelajar yang dapat memahami materi tersebut, bahkan hal inilah yang menyebabkan peserta didik tidak menghormati dan menghargai gurunya. Mereka akan merasa jengkel ketika guru tersebut akan mengajar.
Jadi, untuk mendukung kemajuan Negara Indonesia, selain dibutuhkan kurikulum yang memadai, juga dibutuhkan kemampuan guru dalam hal kekuatan fisik serta kualitasnya. Semua pekerjaan memang memerlukan kualitas yang tinggi, jika tidak memiliki kualitas tinggi, seseorang bisa kalah saing dengan rekannya sendiri. Kualitas seseorang tidak hanya menentukan kemajuan Negara namun juga jembatan untuk menuju kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H