Yang ternyata cincin dengan hiasan berlian di atasnya, sukses berkembang di pasaran yang akhirnya menyebar luas dan umum digunakan oleh pihak manapun dan sekarang menjadi barang wajib ada yang diberikan dalam prosesi pertunangan maupun lamaran.
Selanjutnya asal dari prewedding.Di Indonesia foto prewedding bukan hal baru lagi. Justru penggunaan bahasa yang salah kaprah itu berasal dari Indonesia.Â
Dalam dunia fotografi luar negeri, tidak ada istilah pre wedding photography, melainkan wedding photograpy. Secara teoritis orang Barat mengenal istilah ini sebagai Engagement Photo.Â
Enggagement photo adalah kegiatan memotret pengantin saat pernikahan dilangsungkan, serta pose pengantin setelah acara pernikahan dilangsungkan.Â
Baik di dalan studio ataupun di luar studio. Sebetulnya Foto prewedding mulai marak dan dikenal oleh masyarakat di era tahun 1990 an. Saat dimana industri fotografi di Cina berkembang pesat dan memasuki era keemasan. Pasca terbukanya sistem Ekonomi Cina di tahun 1990 an, dari yang sangat Komunis bergeser menjadi sedikit lebih Kapitalis.Â
Saat itu Cina kebanjiran produk Elektronik dari negara Jepang, Korea dan Taiwan. Antusiasme investor membludak dikarenakan Production Cost yang cukup murah (terutama birokrasi dan ijin usaha).Â
Tak heran merekapun berbondong-bondong untuk membuat pabrik Elektronik di Cina.hingga sampai lah di negeri tercinta kita Indonesia. Tidak ada yang tau dengan jelas dan pasti tentang siapa orang yang pertama kali mencetuskan konsep prewedding photography.
Kemudian Coba kita lihat fungsi prewed berdasarkan fungsi universal bahwa kegiatan itu dilakukan oleh dua pasangan yang akan segera melangsungkan sebuah pernikahan dengan tujuan berbeda dan bermacam-macam oleh setiap orang.Â
Seperti foto yang dipasang pada undangan agar nantinya kedua mempelai mudah dikenali, sebagai ajang untuk mengabadikan dan memanfaatkan momen pernikahan, sekedar mengoleksi foto dan memperbanyak album, percobaan busana pernikahan yang semua itu dilandasi pengembangan diri untuk mengikuti dinamisasi budaya.
Namun ketika membicarakan bagaimana perspektif agama dan ulama menanggapi hal tersebut ada pembahasan khusus dan saya tidak akan mengupas di sini.Â
Karena alasan utama saya mengangkat tema ini tidak lain adanya kejanggalan dalam benak saya terhadap tradisi prewedding yang dahulu bersifat khusus merupakan kegiatan sebelum pernikahan kemudian bertransformasi dipakai oleh generasi milenial seolah-olah untuk memperlihatkan diri"inilohh aku sudah tunangan"( bahasa kasarnya seperti itu).Â