Apa yang dipikirkan pertama kali ketika kalian mendengar kata k-drama/k-pop? Ya, sebuah perbincangan yang sedang panas-panasnya dan marak dibicarakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Karena sekarang ini adalah zamanya kekinian dan serba modern, loh apa kaitanya dengan Korea? Ya justru itu, karena Korea lah yang saat ini sedang ramai-ramainya menduduki puncak kepopularitasanya.
Mulai dari budaya k-popnya, k-dramanya, fashionya, sampai makananya sekalipun banyak yang sudah ditiru warga lokal, yakni warga Indonesia. Bukti nyata yang sering kita jumpai, yakni dengan banyaknya anak millenial sampai kaum ibu-ibu pun yang dengan lancarnya menggunakan logat bahasa korea dalam keseharianya. Seperti ungkapan, "Anyeonghasaeyo", yang berarti kata sapaan "Hai" atau seperti ucapan, "Khamsamnida" sebuah ungkapan formal yang berarti "Terimakasih".
Begitu menariknya produksi dan budaya perfilm-man yang telah mereka buat hingga membuat para konsumen (penggemar) lainya merasa terhipnotis dan hanyut di dalamnya. Jujur saya sendiri pun adalah salah satu penyuka drama-nya, namun anti k-pop ya. Sebenarnya yang saya suka dari produksi mereka itu karena unik, menarik dan alurnya pun jarang ketebak sehingga membuat tingkat penasaran yang tinggi. Dan yang lebih ngena-nya lagi, kebanyakan drama yang mereka sajikan itu bisa sama persisnya dan sesuai dengan realita kehidupan yang sedang kita jalani (jadi, rasanya tuh ngena banget).
Intinya kerasa banget feel-nya pas nonton tuh (apalagi yang bapernya tingkat tinggi) bakal kehipnotis langsung 。^‿^。 canda ya. Btw kenapa saya pake foto Lee Dong Min alias Cha Eun Woo untuk artikel ini, karena dia biasku yah, walaupun dia anggota boyband tapi saya hargai dia secara personal, karena dia seorang aktor yang mempunyai segudang talenta dan bakat yang berilian, dan hal itulah salah satu faktor yang membuat saya juga bersemangat dalam belajar, pengen cerdas juga dong kayak si dia. Hehe.
Kembali lagi ke topik pembahasan, apakah menyukai korea (k-pop/k-drama) itu haram? Tentu hal tersebut kembali kepada keyakinan diri masing-masing. Saya sendiri adalah tim yang netral, bukan berarti saya membenarkan bahwa menyukai korea itu tidak haram.
Jelas hal tersebut tergantung diri kita masing-masing. Apakah dengan menyukai Korea diri kita menjadi lalai dalam beribadah? Atau sebaliknya, mungkinkah dengan menyukai Korea kita bisa menjadi semakin bijak dalam menghadapi berbagai persoalan hidup? Seperti membagi waktunya, karena ada saatnya kita menonton, ada saatnya kita mengaji, belajar, beribadah, berbakti/membantu pekerjaan orang tua, bahkan bekerja, hal itulah yang harus kita lihat (real/bukti nyatanya).
Ada kok yang bilang menyukai Korea itu haram. Pokonya menyukai semua orang yang non-muslim itu hukumnya adalah haram, karena mereka itu bukan orang Islam, menyembahnya juga bukan kepada Allah. Namun jika kita kembali lagi ke dalil Agama Islam, menuduh bahkan mengklarifikasi orang lain secara ucapan saja, seperti ucapan mengkafirkan orang lain, hakikatnya dia itulah yang kafir.
Seperti Hadist yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi SAW bersabda: “Bila seseorang mengkafirkan saudaranya (yang Muslim), maka pasti seseorang dari keduanya mendapatkan kekafiran itu. (HR Imam al-Bukhari No. 6104, Imam Muslim No. 60 (110).
Hadist lain juga mengatakan, Dari Abu Dzarr ra, Nabi SAW bersabda: “Barang siapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya.” [HR. Imam al-Bukhari No. 3508 dan Imam Muslim No. 61(112)].
Begitu sensitifnya ucapan, maupun tindakan kita sebagai seorang mukmin. Bahkan Rasulullah SAW mempertegaskan kembali dalam sebuah hadist, beliau bersabda: “Tiga perkara yang merupakan dasar keimanan: menahan diri dari orang yang mengucapkan La Ilaha illallah, tidak mengkafirkannya karena suatu dosa, dan tidak mengeluarkannya dari keislaman karena sebuah amalan…” (HR Abu Dawud, Nomor 2170).
Nah sudah jelaskan, menjudge orang lain, bahkan sampai mengatakan ucapan kekafiran itu sungguh bukanlah hal yang dibenarkan dalam Agama Islam. Bahkan Hadist yang saya cantumkan di atas itu tidak sembarang Hadist. Artinya hadistnya itu bisa dipegang kebenaranya, karena Hadist di atas adalah Hadist yang Shohih juga Mutawatir, In Syaa Allah tiada keraguan lagi akan kebenaran di dalamnya. Apalagi jika sudah jelas-jelas perawi yang meriwayatkanya itu tsiqoh (terpecaya). Sebenarnya sampai sejauh ini, tidak ada dalil yang menyalahkan kita sebagai seorang muslim tidak boleh menyukai Korea. Namun jika ada yang menemukan, mangga kok boleh menambahkanya di kolom komentar, karena Saya pun masih mencari.