Mohon tunggu...
rina samsiyahagustina
rina samsiyahagustina Mohon Tunggu... Lainnya - Rina

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi dan Implikasi Industri 5.0 terhadap Perekonomian Indonesia dalam Perspektif Islam

6 Desember 2023   17:58 Diperbarui: 6 Desember 2023   18:01 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, era industri pun berubah dari industri 4.0 menjadi industri 5.0 sebagai gelombang baru dalam evolusi industri, perannya memiliki dampak yang mendalam terhadap perekonomian Indonesia. Revolusi 5.0 ini merupakan penyempurnaan dari industri 4.0 yang mana teknologi seperti AI dan robot dihadirkan untuk bekerja sama dengan manusia. Dalam perspektif Islam, relevansi dan implikasinya mencakup aspek moral, etika, dan kesejahteraan umat manusia.

Industri 5.0 menciptakan peluang besar dalam peningkatan efisiensi produksi. Dengan pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan dan IoT, manusia dapat memaksimalkan teknologi tersebut dan melakukan proses produksi secara optimal. Dari sudut pandang Islam, efisiensi ini tentunya harus diiringi dengan keadilan distribusi kekayaan dan perlindungan dari pelaku usaha terhadap hak-hak pekerja. Kekayaan yang harus didapat oleh pekerja haruslah sesuai dengan yang mereka kerjakan, tidak boleh merugikaannya dengan memberikan kekayaan yang tidak sepadan. Lalu juga mengenai perlindukan pekerja yang wajib diberikan agar senantiasa bekerja dengan aman dan mengurangi ancaman kecelakaan dalam bekerja.

Peningkatan efisiensi dalam Industri 5.0 ini bisa membuka peluang bagi Indonesia untuk bersaing secara global. Namun, pandangan Islam mendorong agar praktik ini tidak merugikan pihak yang lemah, karena keadilan ekonomi harus menjadi fokus dan memastikan bahwa manfaat ekonomi dari globalisasi dapat merata di seluruh lapisan masyarakat.

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci dalam mewujudkan potensi Industri 5.0, karena yang bisa memaksimalkan industri ini adalah SDM itu sendiri. Untuk mewujudkannya, Pendidikan memiliki peran penting agar bisa meningkatkan kualitas SDM. Pendidikan yang terkait dengan teknologi canggih harus ditekankan, dan pendekatan ini sudah sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan bahwa pentingnya pengetahuan dan pendidikan.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) haruslah diperhatikan karena UMKM ini adalah pondasi utama bagi Indonesia. Pengimplikasian UMKM ini pada Industri 5.0 harus dijalankan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan konektivitas global dan teknologi yang mendukung, UMKM dapat tumbuh dan bersaing di pasar internasional. Hal ini memperkuat konsep keadilan ekonomi dalam Islam dengan mendistribusikan keuntungan ekonomi secara lebih merata ke semua kalangan.

Teknologi dalam Industri 5.0 juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengilmplikasian ekonomi berbasis syariah, Contohnya platform finansial berbasis teknologi yang dapat dikembangkan dengan mematuhi prinsip-prinsip Islam seperti larangan riba dan adanya transparansi dalam transaksi. Hal ini menguntungkan Masyarakat karena mereka tidak akan terjerat dengan riba, penipuan, ketidakadilan, dan hal yang merugikan lainnya. Maka, pemanfaatan ekonomi berbasis syariah perlu ditingkatkan dengan memadukan teknologi yang ada agar semakin efisien dan meluas.

Namun, tantangan etis juga muncul, terutama dalam aspek privasi dan keamanan data. Islam menempatkan kepentingan dan hak-hak individu sebagai nilai yang tinggi. Sedangkan dalam industri ini, terkadang hak-hak yang harus didapatkan oleh setiap individu malah terabaikan. Seperti hak untuk menjaga data diri sesorang, karena itu hal yang krusial baginya maka tidak boleh sampai tersebar luaskan. Oleh karena itu, dalam mengadopsi teknologi Industri 5.0, perlindungan privasi dan keamanan data harus diutamakan.

Penting untuk memastikan bahwa dampak lingkungan dari Industri 5.0 harus dikelola dengan bijak. Islam mengajarkan konsep khalifah, atau pewaris bumi, yang mengharuskan manusia untuk bertanggung jawab atas lingkungan. Maka dari itu, teknologi harus diciptakan secara optimal dengan memperhatikan dampaknya terhadap alam. Begitupun kita sebaagai khalifah harus bisa memilah teknologi yang ramah lingkungan dan menggunakannya sesuai dengan takaran yang normal, tidak boleh berlebih-lebihan.

Dari sudut pandang ekonomi Islam, penting untuk menekankan bahwa kekayaan yang dihasilkan dari kemajuan Industri 5.0 harus digunakan untuk kesejahteraan umat manusia. Pemanfaatannya bisa direalisasikan kedalam zakat dan infaq agar bisa dimanfaatkan sebagai instrumen untuk pendistribusian kekayaan yang adil.

Dalam pandangan Islam, keadilan ekonomi adalah fondasi yang harus dijaga dalam pengembangan ekonomi. Industri 5.0 membawa peluang besar bagi kita, keberhasilannya akan diukur tidak hanya dari pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga dari sejauh mana manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Relevansi dan implikasi Industri 5.0 terhadap perekonomian Indonesia dalam sudut pandang Islam menuntut keseimbangan antara kemajuan teknologi dan prinsip-prinsip moral serta etika. Indonesia akan memasuki era bonus demografi, maka dari itu kita perlu memanfaatkan peluang yang ada dengan memastikan bahwa penerapan teknologi ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mengutamakan keadilan, kesejahteraan umat manusia, dan keberlanjutan lingkungan.

Ditulis oleh Muhamad Firdaus, Silmi Syahrani dan Rina Samsiyah Agustina

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun