Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pada Hidup yang Hidup

14 Oktober 2024   11:58 Diperbarui: 14 Oktober 2024   12:04 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Banyak kerugian kalau saya menyebarkan kesedihan dalam aib-aib saya, gak ada dampak yang positif malah jadi gunjingan." Demikian kata seorang pesohor muda yang telah bercerai dengan suaminya.

Hanya sedikit yang memiliki pemahaman seperti itu, terlebih di zaman  penuh  fitnah seperti sekarang ini. Di mana menebar aib, mengeluh, menjual penderitaan, sudah dianggap biasa, bahkan mendapatkan banyak dukungan melalui jempol, tanda cinta hingga diangkat menjadi sebuah film.

Begitu mudahnya kita mengakses berita hoaks dan berita selebritas yang seringnya menjadi bahan bakar ghibah nasional. Hingga batas kebenaran dan ketidakbenaran pun semakin tipis.

Pada hidup yang hidup, harusnya tak mematikan siapa pun dengan penghakiman, dengan prasangka buruk, apalagi diri merasa lebih baik dari orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Fritjof Schuon.

"Yang kurang di dunia saat ini adalah pengetahuan mendalam tentang hakikat segala sesuatu."

Hampir setiap hari kita melihat, membaca, juga mendengar tentang perpisahan antar dua kekasih, atau antar suami istri. Ketika cinta bersemi, semua terlihat dan diperlihatkan begitu indahnya, bagai memastikan bila semua akan abadi dan selesai sampai batas akhir, yaitu kematian.

Siapa yang tak iri dengan pasangan BJ. Habibie dan Ainun, yang saling setia hingga kematian menjemput. Tak ada keinginan untuk menggantikan, karena pada cinta yang utuh, tak tersedia ruang kosong yang butuh untuk diisi.

Kita hendaknya menjaga keterjagaan diri sepanjang menjalani kehidupan. Setiap awal akan berakhir, setiap orang yang datang akan pergi. Setiap hal baru akan menjadi tua. Setiap hal yang segar menjadi basi. Setiap makhluk hidup pasti akan mati.

Ketika bahtera perkawinan runtuh, tak seharusnya mulut dan hati ikut runtuh dengan menguar aib-aib yang dulunya mampu diterima. Tak harus melepas dalam kebencian, apalagi dendam. Sesakit apa pun terasakan. Hendaklah terus mengingat, bahwa Allah memberikan ujian pada setiap hambaNya sesuai dengan kadar kekuatannya.

Sungguh ... ketika kita melemahkan diri sendiri, tatanan kekuatan yang dipersiapkan Sang Maha Pemilik, akan runtuh dengan sendirinya. Dan itu semua kerena ketidaksadaran diri sendiri.

Lalu, bagaimana bisa menyembuhkan luka batin bila tak mengeluh, bila tak curhat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun