Mohon tunggu...
Life Story
Life Story Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Prof.K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto

Dengan membaca, kamu mengenal dunia. Dengan menulis, kamu dikenal dunia (Anonim). Mendidik dengan hati, membangun dengan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

People Pleaser

9 Desember 2024   18:49 Diperbarui: 10 Desember 2024   21:59 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ketua Komunitas Mitra Remaja UIN SAIZU Lutfia Rahmawati 

Rasa tidak percaya,insecure,suka menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak berguna untuk siapapun. Hal tersebut terkadang datang begitu saja tanpa adanya penyebab yang spesifik dan jelas. Perilaku buruk yang dilakukan akan menyebabkan alam bawah sadar manusia mengikuti hal apa yang dilakukan. Berfikir positif dan memberikan afirmasi positif terhadap diri sangat penting agar memberikan energi positif pula pada diri. Sama halnya ketika melakukan  aktivitas yang penuh energik dan terpaksa, respon dari tubuh juga akan sangat berbeda dalam meresponnya. Maka dari itu mulailah hal yang baik agar diri juga terhindar dari segala penyakit yang berasal dari pikiran diri kita sendiri.


Banyak dari sebagian kita ingin selalu menyenangkan orang lain tetapi lupa akan kebahagian diri sendiri. Gambaran seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain disebut sebagai people pleaser. Seseorang yang memiliki rasa takut menolak permintaan dari orang lain. Hal yang menyebabkan seseorang menjadi people pleaser muncul karena kurangnya rasa percaya diri dan merasa tidak berharga, keinginan untuk diakui atau diterima dalam lingkungannya bisa juga disebabkan dari pengalaman masa kecil yang berpicu pada  kurangnya  kasih sayang dan perhatian dari orang tua yang membuat mereka mencari perhatian dari orang lain.


Ketua Komunitas Mitra Remaja UIN SAIZU Lutfia Rahmawati mengatakan gejala people pleaser datang karena mereka selalu setuju dengan permintaan orang lain meskipun dari mereka sendiri kurang nyaman dan setuju. Selain itu gejala lainnya mungkin rasa cemas atau stress yang tinggi saat merasa tidak dapat memenuhi harapan orang lain. Hal yang harus dihindari agar tidak menjadi people pleaser diantaranya tidak menghargai batasan sendiri, terlalu sering mengatakan ‘’ya’’ meskipun sebenarnya kita ‘’tidak mau’’. Secara teknis, people pleaser tidak dianggap sebagai gangguan kejiwaan atau mental secara langsung. Tetapi, jika perilaku ini menyebabkan penderitaan yang signifikan dalam kehidupan seseorang seperti kecemasan, stress kronis, atau gangguan hubungan, bisa menjadi gejala gangguan atau psikologis seperti kecemasan sosial atau depresi. Seseorang yang selalu merasa harus menyenangkan orang lain dan mengorbankan dirinya sendiri memerlukan dukungan psikologis untuk membantu mereka mengelola perasaan dan kebutuhan diri sendiri dengan lebih sehat.


Cara menghadapi orang sudah terkena gejala people pleaser,  dengan cara memberikan dukungan secara emosional menunjukkan pemahaman dan memberikan empati. Membantu mereka dalam membangun rasa percaya diri dan menguatkan perasaan bahwa mereka berharga tanpa harus menyenangkan orang lain. Agar kita terhindar dari manusia yang people pleaser yaitu dengan cara belajar untuk bisa mengenali dan menghormati batasan diri sendiri, melatih diri harus berkata tidak dengan percaya diri. Tidak semua hal bisa di ‘’iyakan’’ tapi kita punya hak untuk berkata ‘’tidak’’ dengan alasan apapun itu.
Pesan untuk kita semua jika kita terlalu mengorbankan diri untuk menyenangkan orang lain akan memberikan dampak negatif dalam kehidupan kita. Ingat, kita tidak perlu menyenangkan semua orang untuk dihargai, kita berharga justru karena menjadi diri kita sendiri. Jangan beranggapan bahwa kebahagian orang lain menjadi tanggung jawab diri sendiri terhadap orang lain. Berfikirlah untuk terus bijak dalam menyikapi permasalahan hidup yang ada dengan ikhtiar,sabar dan minta pertolongan kepada Allah SWT.

Penulis : Tia Anggraeni

Editor : Rina Rakhmah Farkhani

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun