Mewabahnya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia begitu menghantui setiap lapisan masyarakat dengan rasa takut, cemas, dan khawatir. Karena virus ini menyerang imun atau kekebalan tubuh manusia yang dapat mengakibatkan Kematian. Gejala virus ini dapat ditandai dengan batuk kering, deman, pilek, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas. Namun, yang lebih menakutkan lagi adalah penularan virus ini yang begitu mudah yaitu melalui cairan dan kontak fisik serta masa inkubasi dari virus ini yang cukup lama yaitu 14 hari. Oleh karena itu, di masa awal seseorang yang telah terpapar virus ini bisa jadi tidak tampak gejala seperti yang telah disebutkan, dan kemudian menyebarkannya kepada orang lain tanpa disadari.
Dengan demikian, kemudian pemerintah menganjurkan masyarakat untuk memberlakukan Social Distancing sebagai salah satu langkah untuk menghambat laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Social Distancing dapat diartikan sebagai pembatasan sosial, pembatasan interaksi, atau menjaga jarak yang merupakan serangkaian tindakan pengendalian wabah yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat laju penyebaran penyakit menular seperti Covid-19.
Beberapa negara yang dengan tertib telah memberlakukan cara ini adalah Cina, Filipina, Singapura, dan Thailand. Oleh karena itu, angka kematian di negara-negara ini yang disebabkan Covid-19 begitu rendah. Bahkan baru-baru ini Cina mengabarkan sudah tidak ditemukan kasus baru disana. Lantas bagaimana kabar penerapan Social Distancing di Indonesia?
Banyak sekali kendala yang ditemukan dalam penerapan Social Distancing ini di Indonesia. Banyak masyarakat yang kurang memahami dan bahkan ada juga yang mengabaikan terkait bahaya Covid-19. Mall, pasar, cafe dan tempat umum lainya masih banyak ditemukan Masyarakat yang melakukan interaksi disana, bahkan jalanan seakan tidak pernah sepi dilalui kendaraan.
Beragam alasan dijumpai seperti mencari nafkah agar dapat menyambung hidup, jalan-jalan, belajar kelompok, dan banyak yang hanya sekedar nongkrong saja. Mungkin untuk beberapa hal dapat dilakukan penindakan lebih lanjut. Namun, bagaimana untuk mereka yang diharuskan Bekerja setiap hari demi menyambung hidup, dan ketika mereka dipaksa untuk menerapkan Social Distancing bagaimana kebutuhan hidup mereka akan terpenuhi. Siapa yang akan bertanggung jawab atas hidup mereka? Hal ini juga harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, alangkah lebih baiknya ketika memberikan suatu himbauan atau arahan dibarengi dengan solusi terkait permasalahan yang akan terjadi jika hal tersebut diberlakukan. Karena Social Distancing bukanlah hal sepele yang mudah untuk dilaksanakan di negara ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H