Mohon tunggu...
Rina Prebianti
Rina Prebianti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Mahasiswa IAIN Jember Prodi pendidikan agama Islam 19'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beda Zaman, Beda Perlakuan?

12 Maret 2020   20:46 Diperbarui: 12 Maret 2020   20:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di era yang serba canggih ini banyak sekali perubahan-perubahan yang dapat kita rasakan. Khusunya pada bidang teknologi dan industri yang kemudian menjalar mempengaruhi bidang-bidang lainya. 

Banyak sekali yang memiliki dampak positif namun disisi lain juga ada yang memiliki dampak negatif. Seperti halnya dalam dunia pendidikan yang tak luput merasakan dampak dari kemajuan zaman ini. 

Seperti yang dapat kita lihat yaitu dalam perkembangan kurikulum, media pembelajaran sarana dan prasarana sekolah dan masih banyak lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman selalu mengalami perbaikan di setiap tahunya agar lebih baik lagi lagi dan lagi. 

Perbaikan-perbaikan tersebut tentunya berpengaruh pada proses pembelajaran yang sangat dirasakan oleh siswa dan juga guru. Itu semua guna mewujudkan sistem pendidikan yang semakin baik. Namun semakin baiknya sistem pendidikan di Negara ini justru tidak berbanding lurus dengan membaiknya karakter para peserta didik. 

Banyak sekali kita jumpai kasus-kasus yang menyangkut guru dan juga siswa di media masa maupun elektronik yang sangat disayangkan. Mulai dari kasus pelaporan guru ke pihak kepolisian kasus kekerasan siswa terhadap guru dan kasus yang baru-baru ini terjadi yaitu kasus seorang wali murid yang mendatangi kelas untuk menemui guru dari anaknya dan menyuruhnya untuk merangkak didalam kelas. 

Miris sekali jika kita membandingkan kedudukan seorang guru pada zaman dulu dengan zaman sekarang. Dahulu seorang guru begitu dihormati serta apapun yang beliau katakan adalah sebuah hal yang ditaati siswanya. 

Tak ada siswa yang berani melapor kepada orang tua ketika mendapatkan hukuman dari sang guru disekolah karena takut mendapat hukuman yang lebih dari orang tuanya. 

Dahulu Peserta didik dan orang tua sama-sama paham bahwa jika seorang guru memberikan hukuman pasti berdasarkan kesalahan yang telah dilakukan oleh peserta didik tersebut. Namun berbeda pada zama sekarang kesalahan yg dilakukan peserta didik seolah dilindungi atas nama hak asasi orang tua membela dan tak terima jika anaknya mendapatkan sebuah hukuman. 

Guru-guru mulai banyak yang dipenjarakan lantas siapa yang akan mendidik jika hal ini terus terjadi. Siapa yang harus disalahkan atas kejadian-kejadian yang telah terjadi ini???.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun