[caption id="attachment_354430" align="aligncenter" width="300" caption="world hepatitis day"][/caption]
sumber foto : http://who.int/campaigns/hepatitis-day/2014/en/
Badan kesehatan dunia atau WHO menetapkan 28 Juli sebagai hari hepatitis sedunia. Demikian pentingnya kita memperingati hari hepatitis sedunia, agar kita lebih waspada terhadap penyakit ini. Hal ini disebabkan penyakit hepatitis (terutama hepatitis B) ternyata 50-100 kali lebih infeksius dibandingkan HIV.
Hepatitis berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu hepat yang berarti liver/hati, dan dari bahasa Latin yaitu itis yang berarti radang. Sehingga hepatitis dapat diartikan sebagai radang hati.
Masyarakat mengenal hepatitis sebagai penyakit kuning. Namun apakah hepatitis pasti menunjukkan gejala kuning? dan seberapa berbahaya penyakit hepatitis?
Apa penyebab penyakit hepatitis?
Hepatitis dapat disebabkan oleh virus hepatitis, yakni virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Selain itu hepatitis dapat disebabkan oleh Epstein-Barr virus, Citomegalo virus, alkohol, obat-obatan, atau penyakit autoimun. Kegemukan atau obesitas juga ternyata dapat menyebabkan kerusakan pada sel hati yang berakibat hepatitis.
Pada saat mengalami radang, hati dapat membengkak, sel-sel hati menjadi jaringan parut, atau mengeras (disebut dengan cirrhosis), hingga menyebabkan kanker hati. Kanker hati terutama disebabkan oleh virus hepatitis B.
Jenis-jenis virus hepatitis dan cara penyebarannya
Virus hepatitis A merupakan salah satu penyebab hepatitis. Penyebarannya adalah dengan cara fecal-oral, yaitu melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Pada umumnya penderita yang terinfeksi virus hepatitis A menunjukkan gejala yang ringan dan dapat sembuh sempurna. Hepatitis A tidak menyebabkan penyakit kronis dan penderita biasanya memiliki kekebalan terhadap virus ini setelah terinfeksi.
Virus hepatitis B merupakan salah satu virus yang penyebarannya secara seksual. Oleh karena itu penyakit hepatitis B termasuk penyakit seksual menular. Selain melalui hubungan seksual, virus hepatitis B juga dapat menular melalui jarum suntik yang digunakan bersama, misalnya pada penderita penyalahgunaan obat, atau pemakaian jarum tattoo yang tidak steril. Petugas kesehatan yang tertusuk jarum suntik tidak steril juga dapat tertular virus hepatitis B. Penularan juga dapat terjadi pada masa kelahiran (perinatal) yaitu melalui jalan lahir dari ibu ke bayinya; atau melalui transfusi darah yang terkontaminasi virus.