Mohon tunggu...
Rina Lesmana
Rina Lesmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Only For Coursework

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pengimplementasian Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Menurut Arikunto

3 Desember 2024   21:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   21:04 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tantangan dalam menerapkan teori Suharsimi Arikunto mengenai pengelolaan pembiayaan pendidikan mencakup berbagai aspek yang sering dihadapi lembaga pendidikan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya perencanaan yang matang. Dalam praktiknya, beberapa institusi sering kali tidak memiliki data kebutuhan keuangan yang akurat, sehingga anggaran yang disusun tidak mencerminkan kebutuhan nyata. Hal ini berisiko pada alokasi dana yang tidak efektif atau pemborosan pada area yang kurang prioritas.

Selain itu, pengorganisasian sumber dana juga menjadi tantangan signifikan. Tidak semua lembaga pendidikan memiliki akses yang memadai ke sumber dana yang beragam, seperti dari pemerintah, masyarakat, atau lembaga donor. Keterbatasan ini sering kali menghambat kemampuan sekolah untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pengembangan. Masalah ini diperparah dengan rendahnya partisipasi masyarakat dalam mendukung pembiayaan pendidikan, baik karena kurangnya kesadaran maupun faktor ekonomi.

Dalam tahap pelaksanaan, kendala sering muncul dari lemahnya pengawasan dan pengendalian penggunaan dana. Tidak jarang, penggunaan dana tidak sesuai dengan perencanaan awal akibat kurangnya sistem monitoring yang baik. Akibatnya, muncul potensi penyalahgunaan dana atau pengeluaran yang tidak efisien. Tantangan ini juga terkait erat dengan kurangnya kapasitas manajerial di beberapa lembaga pendidikan, terutama di wilayah yang kurang berkembang.

Evaluasi dan akuntabilitas pun kerap menjadi hambatan. Transparansi dalam pelaporan keuangan sering diabaikan, baik karena keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten maupun karena budaya administrasi yang belum mendukung. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat atau pihak-pihak pemberi dana.

Secara keseluruhan, penerapan teori Arikunto memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pelatihan manajerial bagi pengelola pendidikan, partisipasi aktif masyarakat, dan kebijakan yang mendukung dari pemerintah. Tanpa dukungan ini, tantangan-tantangan tersebut akan terus menjadi penghambat dalam mencapai pengelolaan pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun