Rina Lesmana Mahasiswa MPI/S1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Sekolah Islam Terpadu (SIT) bertujuan mencetak individu yang memiliki kompetensi holistik sesuai tuntutan zaman, berpijak pada nilai-nilai Islam. Proses ini mencakup dimensi pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, dan teknologi yang terpadu, serta menggunakan berbagai metode pengembangan seperti on the job, on-site, dan off the job training. Selain itu, pengembangan SDM dilakukan melalui pendekatan formal, yang ditugaskan oleh lembaga, serta informal, yang dilakukan atas inisiatif individu untuk mencapai kualitas diri yang optimal. Berikut secara lebih jelasnya.
Pertama, Dimensi Pengembangan SDM Bidang Pendidikan Kholistik, Terpadu dan Terintegratif mencakup empat dimensi utama: pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan teknologi (Nugraha, 2016). Pendidikan berperan penting dalam membentuk pengetahuan, pemahaman agama, dan karakter; pengalaman kerja membantu siswa menerapkan pengetahuan secara praktis melalui magang atau proyek sosial; keterampilan meliputi kemampuan teknis dan hidup, termasuk berpikir kritis dan kerja sama; sedangkan teknologi mendukung pembelajaran efektif berbasis nilai Islam, sehingga siswa mampu bersaing di era global dengan tetap berlandaskan moral Islam.
Kedua, Metode Pengembangan SDM Pendidikan terdiri dari tiga jenis. On the job training dilakukan dengan menempatkan pegawai baru di bawah pengawasan langsung pegawai berpengalaman hingga pegawai baru bisa mandiri dalam tugasnya. Metode ini unggul dalam transfer keterampilan karena berlangsung di lingkungan kerja sebenarnya. On-site training, tetapi bukan on the job, cocok untuk program after-hours, yang meningkatkan keterampilan tanpa mengganggu tugas utama. Off the job training, seperti pelatihan simulator bagi pilot, tepat bila keterampilan rumit dan risiko kesalahan tinggi. Namun, kelemahannya adalah biaya tinggi dan kesulitan menerapkan keterampilan di lingkungan kerja berbeda.
Ketiga, Jenis dan Indikator Pengembangan SDM diperlukan dalam Penyelenggaraan Sekolah Islam Terpadu. Menurut Hasibuan, ada dua jenis pengembangan SDM: formal dan informal. Pengembangan formal adalah SDM yang ditugaskan lembaga untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan, baik internal maupun eksternal, guna memenuhi kebutuhan kompetensi empiris dan prediktif untuk keberlanjutan lembaga. Sedangkan pengembangan informal dilakukan atas inisiatif individu, membutuhkan motivasi intrinsik dan akses informasi. Menurut Aamy (dalam Sary Zuanda, dkk.), pengembangan SDM juga terkait dengan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan fokus pada perkembangan mental dan emosional, sedangkan pelatihan pada keterampilan jasmani dengan tujuan spesifik, dan keduanya menghasilkan sertifikat atau ijazah lanjutan.
Natizah: Pengembangan SDM di Sekolah Islam Terpadu mencakup tiga aspek utama. Pertama, Dimensi Pendidikan Kholistik, Terpadu, dan Terintegratif, meliputi pendidikan untuk membentuk karakter dan pemahaman agama; pengalaman kerja praktis melalui magang atau proyek sosial; keterampilan seperti berpikir kritis dan kerja sama; serta teknologi berbasis nilai Islam agar siswa siap bersaing di era global (Nugraha, 2016). Kedua, Metode Pengembangan SDM mencakup on the job training, on-site training, dan off the job training, yang masing-masing sesuai untuk jenis keterampilan tertentu. Ketiga, Jenis Pengembangan SDM, menurut Hasibuan, terdiri dari pengembangan formal, ditugaskan oleh lembaga, dan informal, dilakukan secara mandiri. Aamy menambahkan, pendidikan mengasah mental dan emosional, sedangkan pelatihan mengembangkan keterampilan fisik dengan hasil berupa sertifikat atau ijazah.
Tulisan ini merujuk pada Bahan Ajar Mata Kuliah Sekolah Islam Terpadu Part 7 Poin C. Yang diampu oleh Prof. Rusdiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H