Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), proporsi utang generasi millenial dan Gen Z melebihi generasi lainnya. Berdasarkan laporan dari cnbcindonesia.com (23/07/2023), hutang generasi millenial dan Gen Z dalam bentuk Pay Later saja telah mencapai 2 triliun rupiah, dengan total hutang mencapai 43 triliun rupiah (data per 03/07/2023), belum termasuk jenis pinjaman lainnya diluar pinjaman online.
OJK juga menyoroti beberapa faktor yang mendorong kecenderungan generasi millenial untuk berhutang, termasuk kemajuan teknologi keuangan, gaya hidup konsumtif, dan kurangnya literasi keuangan.
Generasi millenial dan Gen Z tumbuh sebagai digital native di era teknologi, di mana teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Perkembangan ini juga mempengaruhi sektor keuangan, terutama dengan adanya berbagai produk pembiayaan online. Generasi ini memiliki akses lebih mudah terhadap berbagai produk pembiayaan online, yang pada akhirnya mendorong kebiasaan berhutang.
Gaya hidup yang konsumtif adalah ciri khas generasi millenial dan Gen Z. Berdasarkan riset, generasi ini rela berhutang demi memenuhi gaya hidupnya. Terdapat pandangan bahwa citra diri sering diukur oleh penampilan dan gaya hidup, yang mengakibatkan penggunaan utang dalam memenuhi kebutuhan ini.
Selain itu, rendahnya literasi keungan  juga menjadi faktor lain yang menyebabkan banyak generasi millenial dan Gen Z terjebak dalam utang. Kurangnya pemahaman tentang manajemen keuangan dapat memperburuk situasi finansial generasi ini. Harus diakui bahwa edukasi keuangan di Indonesia secara umum masih tergolong rendah. Termasuk literasi keuangan generasi milenial dan Gen Z yang dikatakan generasi yang lebih pintar dibanding generasi sebelumnya.
Tingginya jumlah hutang generasi millenial dan Gen Z telah menjadi persoalan serius. Sebab, 3,3 triliun dari jumlah pinjaman online tercatat tidak lancar alias macet. Bahkan, menurut OJK millenial dan Gen Z menjadi generasi paling sulit untuk ditagih hutangnya.
Persoalan hutang yang menjerat generasi milenial dan Gen Z dapat menjadi ancaman serius dimasa mendatang. Sebab, jika hutang-hutang ini tidak segera dilunasi akan menjadi persaolan di kemudian hari.
Belakangan ini pelbagai kasus sempat viral, salah satunya kasus 5 orang lulusan baru fresh graduate dari salah satu perguruan tinggi ternama tidak diterima bekerja di sebuah perusahaan akibat slik OJK yang bermasalah akibat tidak membayar hutang. Kasus ini menjadi viral di berbagai media sosial menjadi perbincangan dikalangan netizen.
Selain itu, kasus lain yang menimpa guru honorer yang terlilit pinjol hingga puluhan juta rupiah juga sempat menjadi perbincangan, dan masih banyak kasus lain yang hampir sama.