Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki yang Bertarung dalam Sunyi

22 Agustus 2023   11:16 Diperbarui: 26 Agustus 2023   11:50 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ayah.  Foto: pikiranrakyat.com /Anik Latifah/Jochen van Wylick 

Dalam kebisuan, dia melawan badai
Menjaga keluarga dengan kasih dan pengorbanan yang tak terhingga
Langkah-langkahnya teguh, tanpa cela
Seperti pilar yang kokoh menopang dunia

Namun di dalam hatinya, pertempuran yang tak terlihat
Mendalamnya luka, tak terucap dalam kata
Di matahari terbenam, aku melihat cahaya dalam matanya
Yang mencerahkan jalan dalam kegelapan malam
Tatapannya penuh harap, namun raganya lelah

Dalam diamnya, ia menghadapi tantangan hidup dengan sabar
Dalam sunyi, suara-suara menggelegar
Perjuangannya yang tak terdengar, merajai ruang hatinya
Dia mengusir ketakutan, menggenggam tangannya yang rapuh

Menjaga kami dalam pelukan yang hangat

Ayah, engkau lelaki yang berperang dalam sunyi
Kuagungkan keberanianmu yang tak terbatas
Puisi ini adalah saksi bisu dari perjalanan hidupmu
Yang penuh dengan tantangan, kerja keras, dan keteguhan

Engkau adalah panglima yang tak pernah mengenal lelah
Melawan ketakutan dengan tekad yang tak tergoyahkan
Terkadang dalam kegelapan, terdengar isak tangismu
Namun engkau tetap berdiri, menunjukkan kekuatan sejati

Dalam sunyi, aku mendengar doa-doa yang terucap
Seperti angin lembut yang membawa harap di tiap hembusnya
Ayahku, lelaki yang bertarung dalam sunyi
Engkau adalah panji kehidupan yang memberi kami arti
Terima kasih atas cintamu yang tak pernah pudar

Terima kasih atas pengorbananmu yang tiada tara
Dalam setiap bait puisi, kuabadikan namamu
Ayah, lelaki yang bertarung dalam sunyi
Tetaplah abadi dalam hatiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun