Dalam kebisuan, dia melawan badai
Menjaga keluarga dengan kasih dan pengorbanan yang tak terhingga
Langkah-langkahnya teguh, tanpa cela
Seperti pilar yang kokoh menopang dunia
Namun di dalam hatinya, pertempuran yang tak terlihat
Mendalamnya luka, tak terucap dalam kata
Di matahari terbenam, aku melihat cahaya dalam matanya
Yang mencerahkan jalan dalam kegelapan malam
Tatapannya penuh harap, namun raganya lelah
Dalam diamnya, ia menghadapi tantangan hidup dengan sabar
Dalam sunyi, suara-suara menggelegar
Perjuangannya yang tak terdengar, merajai ruang hatinya
Dia mengusir ketakutan, menggenggam tangannya yang rapuh
Menjaga kami dalam pelukan yang hangat
Ayah, engkau lelaki yang berperang dalam sunyi
Kuagungkan keberanianmu yang tak terbatas
Puisi ini adalah saksi bisu dari perjalanan hidupmu
Yang penuh dengan tantangan, kerja keras, dan keteguhan
Engkau adalah panglima yang tak pernah mengenal lelah
Melawan ketakutan dengan tekad yang tak tergoyahkan
Terkadang dalam kegelapan, terdengar isak tangismu
Namun engkau tetap berdiri, menunjukkan kekuatan sejati
Dalam sunyi, aku mendengar doa-doa yang terucap
Seperti angin lembut yang membawa harap di tiap hembusnya
Ayahku, lelaki yang bertarung dalam sunyi
Engkau adalah panji kehidupan yang memberi kami arti
Terima kasih atas cintamu yang tak pernah pudar
Terima kasih atas pengorbananmu yang tiada tara
Dalam setiap bait puisi, kuabadikan namamu
Ayah, lelaki yang bertarung dalam sunyi
Tetaplah abadi dalam hatiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H