Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kesalahan Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Keuangan pada Anak

23 Februari 2023   17:05 Diperbarui: 24 Maret 2023   21:46 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan keuangan sangat penting diajarkan kepada anak sejak dini agar anak memiliki kesadaran tentang manajemen keungan yang baik dimasa depan.  Dengan mengajarkan anak tentang mengatur uang sejak dini mereka  akan terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti mengatur anggaran, menabung, dan berinvestasi. Ini akan membantu mereka membangun fondasi yang kuat untuk mengelola keuangan mereka di masa depan.

Kemampuan seseorang dalam mengelola keungan tidak lepas dari pendidikan dalam keluarga. Anak akan cenderung mencontoh kebiasaan orang terdekatnya, terutama kedua orang tuanya. Pun dalam pendidikan keuangan. Anak akan menggunakan uang sesuai apa yang ia lihat dan pelajari dari kedua orang tuanya. 

Dalam buku Mind Over Money yang ditulis oleh Brad Klontz dan Ted Klontz menyebutkan bahwa pengalaman masa lalu tentang keungan akan melekat sangat kuat pada seseorang. Melekat dalam bentuk traumatis yang mempengaruhi sikap psikologis seseorang dalam mengatur keuangan. Bahkan bayangan masa lalu yang negatif akan terus menghantui dalam kehidupannya. Membawanya jauh pada kegagalan dalam mengatur keungan terus-menerus. Berkutat pada masalah yang sama. 

Brad Klontz dan Ted Klontz juga berpendapat bahwa trauma tidak hanya disebabkan oleh kejahatan, pertempuran, atau pemerkosaan. Kesalahan Financial yang dilakukan oleh orang lain di masa lalu akan menciptakan kelainan kebiasaan dalam mengelola uang. Karena pada dasarnya trauma  menyangkut semua kejadian yang menyebabkan tekanan, emosional, dan rasa sakit. 

Buku ini mungkin cocok dibaca oleh orang tua atau calon orang tua agar kehati-hatian muncul dalam memberikan pendidikan keuangan pada anak. 

Secara umum ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan pendidikan keuangan kepada anak, antara lain :

  • Mengambil uang dari celengan anak dan menggunakannya secara sepihak. Seringkali orang tua lalai dalam melibatkan anak untuk mengambil keputusan, cenderung semena-mena terhadap apa yang anak miliki. Kebiasaan orang tua mengambil celengan anak dengan mengatakan ini uang ayah, ini uang ibu, bla, bla,. Secara tidak langsung akan memperngaruhi psikologi anak. Mematahkan semangatnya untuk menabung dan menghilangkan kepercayaan dirinya bahwa ia bisa memiliki uang. Orang tua seringkali memutuskan segala sesuatu terkait dengan keuangan keluarga tanpa melibatkan anak. Padahal, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keuangan dapat membantu mereka memahami arti pentingnya manajemen keuangan.
  • Mengajarkan anak bahwa uang hanya bisa diperoleh dari "gaji". Banyak orang tua yang memberikan tekanan kepada anak sedari kecil kamu harus jadi ini, jadi itu, dst. Misalnya jadi PNS, atau pekerja tetap lain yang diyakini memberikan uang secara terus-menerus, plus uang pensiun. Banyak orang tua yang tidak mengajarkan bahwa uang bisa didapat dari  mana saja. Bisa dari usaha, jasa , dll. 
  • Tidak mengajarkan cara berinvestasi kepada anak. Kebiasaan orang tua yang fokus pada gaji sering membuat lalai dalam mengajarkan investasi kepada anak. Padahal investasi sangat penting diajarkan sejak dini.
  • Tidak memberikan contoh yang baik. Orang tua seringkali memberikan nasihat tentang manajemen keuangan pada anak, namun tidak selalu mempraktikkannya sendiri. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka, termasuk perilaku keuangan, sehingga jika orang tua tidak memberikan contoh yang baik, maka anak-anak juga tidak akan belajar dengan benar.
  • Tidak mengajarkan anak tentang konsep pengeluaran. Orang tua seringkali hanya memberikan uang kepada anak tanpa menjelaskan bagaimana mengelola uang tersebut dengan baik. Hal ini dapat membuat anak-anak menjadi tidak memiliki rasa tanggung jawab dan kurang memahami pentingnya menabung.
  • Tidak membahas tentang kredit dan hutang. Orang tua seringkali tidak membahas tentang kredit dan hutang dengan anak-anak, padahal ini merupakan aspek penting dari manajemen keuangan. Anak-anak perlu dipahami tentang pentingnya membayar hutang tepat waktu dan bahaya mengambil kredit yang tidak dapat dibayar.
  • Tidak melatih anak untuk mengambil risiko: Manajemen keuangan juga melibatkan pengambilan risiko yang sehat dan bijaksana. Orang tua seringkali terlalu melindungi anak-anak dari risiko keuangan, padahal ini dapat membatasi kemampuan anak untuk belajar dan berkembang.

Kesalahan-kesalahan di atas dapat mengakibatkan anak-anak tumbuh dewasa tanpa pemahaman yang cukup tentang manajemen keuangan dan kurang siap untuk menghadapi tantangan keuangan di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengajarkan manajemen keuangan pada anak-anak secara bertahap dan menyeluruh, dan memberikan contoh yang baik dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun