Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Poda Na Lima: Lima Nasihat Luhur Kearifan Lokal Angkola - Mandailing

10 Februari 2023   11:11 Diperbarui: 10 Februari 2023   11:13 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap negara di dunia memiliki tradisi atau keraifan lokal yang menjadi ciri dan khas masing-masing termasuk Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, agama, tradisi, adat istiadat dan kearifan lokal lainnya. Kearifan lokal yang beragam memiliki filosofi masing-masing yang dijunjung tinggi menjadi nilai luhur, dijalankan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Kearifan lokal adalah kecerdasan yang dimiliki oleh suku bangsa dalam suatu masyarakat yang diperoleh melalui pengalaman hidup. Kearifan lokal juga bersifat in-mind dan kontekstual yang mampu mengakumulasi dan mengintegrasikan konteks sosial dengan nilai-nilai yang ada. (Rohman, 2020). Kearifan lokal memiliki nilai yang lahir dari pengalaman, penghayatan, dan pemilikiran yang terus berkembang dan memiliki keutamaan. Suku Batak merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia, nama ini merupakan sebuah nama kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari pantai barat dan pantai timur Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak meliputi batak Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Mandailing dan Angkola. 

Suku Angkola atau sering juga disebut Batak Angkola adalah "salah satu sub-etnis dari suku Batak, tanah ulayat Batak Angkola berada diwilayah geografis Tapanuli Bagian Selatan". Sistem kekerabatan masyarakat Batak Angkola yang disebut dengan Dalihan Na Tolu terdapat beberapa unsur yaitu unsur mora (orang tua istri), kahanggi (teman satu marga clan suami) dan anak boru (menantu laki-laki dan seluruh keluarganya) (Helmi Suryana Siregar, 2021). Suku Mandailing atau lazim juga disebut Batak Mandailing adalah salah satu suku yang ada sumatera utara. Suku ini lebih banyak ditemui di bagian utara pulau Sumatra, Indonesia dan bagian dari Batak. Memiliki keterkaitan budaya dengan batak angkola. Suku Mandailing lebih banyak tersebar di Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Deli Serdang, Kota Medan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat. 

Kelompok pertama yang datang di wilayah tersebut adalah Pulungan dan Nasution (https://id.wikipedia.org). Etnis Angkola-Mandailing memiliki banyak nilai kearifan lokal, salah satunya Poda Na Lima. Poda Na Lima adalah lima nasihat sebagai falsafah dan landasan hidup bagi etnis Angkola-Mandailing. Poda dalam bahasa batak bisa juga disebut dengan sipaingot yang berarti nasihat. Na adalah kata sambung yang berarti yang sedangkan lima berarti lima dalam bahasa Indonesia. Poda Na Lima adalah lima nasihat atau lima pituah yang memiliki nilai filosofis luhur yang dijunjung tinggi oleh etnis Angkola-Mandailing. Secara historis, Poda Na Lima adalah sebagai landasan moral Angkola-Mandailing dan hasil renungan dan cara hidup nenek moyang Angkola-Mandailing selama masa Sutan dan kerajaan Angkola-Mandailing berdiri. 

Sejak dulu masyarakat Angkola-Mandailing suka memberi nasihat. Etnis Angkol-Mandailing dikenal dengan istilah marsipaingot (memberi nasihat) dan mangalehen poda (memberi tuntunan) dengan cara markobar (menyampaikan secara lisan) biasanya saat ada acara adat seperti menikah, kemalangan, dan kenduri lainnya. Tradisi lisan ini diwariskan turun temurun, sehingga tidak heran jika cerita tentang kearifan nenek moyang hanya disampaikan melalui cerita orang-orang tua (Harahap, 2004). Secara khusus Poda memiliki arti didikan atau ajaran yang baik dan menjadi pedoman hidup (Harahap, 2004). Oleh karena itu Poda Na Lima adalah ajaran, didikan, tuntunan, nasihat, peringatan, tatanan moral, etika, hukum adat, dan pedoman hidup (way of life) dalam kehidupan sosial masyarakat Angkola-Mandailing (Sutan Tinggi Barani Perkasa Alam, 2015). 

Adapun isi Poda Na Lima sebagai berikut: a. Paias Rohamu (bersihkan hatimu) b. Paias Pamatangmu (bersihkan badanmu) c. Paias Parabitonmu (bersihkan pakaianmu) d. Paias Bagasmu (bersihkan rumahmu) e. Paias Pakaranganmu (bersihkan pekaranganmu/ lingkunganmu). Dalam bahasa Angkola-Mandailing Kata Paias merupakan kata perintah atau anjuran yang berarti bersihkan. Pilihan kata Paias berarti membersihkan untuk masing-masing dari lima objek sasaran yang disebutkan yaitu hati, badan, pakaian, rumah dan lingkungan menunjukkan bahwa kearifan lokal menginginkan kebersihan pribadi. Nilai yang Terkandung Dalam Poda Na Lima 1. Paias Rohamu (bersihkan hatimu) Paias Rohamu (bersihkan hatimu) memiliki makna tentang anjuran membersihkan hati. Membersihkan hati dari segala macam keburukan seperti dengki, hasad, dusta, cemburu, dan sifat buruk lainnya. 

Para leluhur Angkola-Mandailing meletakkan anjuran untuk membersihkan hati agar terjaga dari sifat buruk. Pada konsep paias rohamu yang dimaksud adalah padao gut-gut (jauhkan iri hati terhadap orang lain), padao dokki ( jauhkan diri dari rasa dengki terhadap orang lain), padao bukkak/gabus (jauhkan diri dari sifat dusta), padao paoto-otohon (jauhkan diri dari membodohi orang lain) dan ingot hamatean (ingat bahwa kematian itu ada) (Harahap, 2018). Dihangoluan on, margaul dohot marhubungan tu halak, angkon dipaias do roha. (Dalam hidup, bergaul dan berhubungan dengan orang lain harus diersihkan hati). Hubungan tu keluarga, dongan sahuta, dongan sakarejo, dongan samarga, sa bangso, pendekna sude tu dongan angkon di paias do roha. (Hubungan dengan keluarga, masyarakat di kampung, teman kerja, teman semarga, teman sebangsa, dan semua orang harus dibersihkan hati). Ulang paoto-otohon, mangakali, khianat, dongki, ulang binaen anso jeges pargaulan dohot hubungan masyarakat niba di hangoluan on. (Jangan membodohi orang lain, jangan menipu, jangan menghianati, jangan iri, semua keburukan ini jangan dilakukan agar pergaulan dimasyarakat berjalan dengan baik) (Asfiati, 2017). 

Menjaga kebersihan hati sangat penting dalam tatanan masyarakat AngkolaMandailing. Hati yang terjaga akan menjadikan lingkungan yang tenteram, harmonis, mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dan kelompok. Sejak dini orang tua etnis Angkola-Mandailing telah mengajarkan konsep paias rohamu kepada anak-anak dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Konsep membersihkan hati berhubungan dengan karasteristik masyarakat AngkolaMandailing yang religius. Hati yang bersih dan terjaga bukan saja menjadi tatanan pergaulan antar sesama, melainkan tatanan hubungan dengan maha pencipta. Beribadah, berdzikir dan melakukan kebajikan mestinya dengan hati yang bersih. Hati harus dijaga agar terhindar dari sifat yang merugikan diri sendiri. 2. Paias Pamatangmu (bersihkan badanmu) Pada kearifan lokal Poda Na Lima membersihkan hati belum cukup, perlu keseimbangan antara membersihkan hati dan membersihkan badan (lahiri dan batin). 

Badan yang bersih akan terhindar dari berbagai macam penyakit. Selain itu akan terlihat indah oleh orang lain tidak tampil kotor dan terlihat menjijikkan yang dapat mengganggu pergaulan dan harmonisnya masyarakat. "Pamatang dibina dohot dirawat anso sehat. Otak dohot akal diatur dohot dirawat anso totop hidup tegar sehat. (Tubuh harus dilatih dan dijaga agar sehat. Otak dan akal harus diatur dan dirawat agar tetap hidup, tegar, dan sehat). Pamatang dijago ulang terganggu, teraniaya, ulang hona bahaya anso totop tegar sehat.Untuk manjago dohot merawat pamatang on, anso totop panganon nadipamasuk untuk pertumbuhan ni pamatang on, angkon bergizi, jeges, ias, sumberna dibuat sian napade, inda naditangko, inda na ditipu, inda hasil korupsi. (Tubuh harus dijaga jangan sampai terganggu, teraniaya, jangan sampai ada bahaya agar tetap sehat. Untuk menjaga dan merawat tubuh, makanan yang dikonsumsi harus bergizi, baik, bersih, didapatkan dari sumber yang baik, bukan dari hasil curian, bukan dari hasil tipuan, bukan hasil korupsi). Haram muda sian naditangko, kemungkinan rado on pamatang on marbahaya. Muda sian korupsi rado on pamatang on masuk penjara. Jadi diusahaon anso totop ias pamatang on songoni dohot panganon na manjadi isina" (Haram mengonsumsi makanan dari hasil curian, bisa juga membahayakan tubuh. Kalau mengonsumsi hasil korupsi bisa menjerumuskan tubuh kedalam penjara. Jadi, harus diusahakan agar tubuh terus bersih begitu juga dengan makanan harus bersih) (Asfiati, 2017). 

Paias Pamatangmu (bersihkan badanmu) juga berarti menjaga pola makan yang sehat. Selain menjaga pola makan cara memperoleh makanan juga penting. Makanan yang baik yang dapat membersihkan badan dan menjaga kesehatan adalah makanan yang diperoleh dengan cara yang benar. Bukan hasil curian, rampokan, atau dari cara terlarang lainnya yang bertentangan dengan norma dan etika yang berlaku. 3. Paias Parabitonmu (bersihkan pakaianmu) Pakaian berfungsi untuk menutupi tubuh seseorang. Menutup dari hal-hal yang dapat mengganggu dan menutup bagian tubuh yang tak pantas untuk dilihat. Etnis AngkolaMandailing sangat memperhatikan norma dan etika dalam berpakaian. Pakaian harus bersih, sopan, dan sesuai dengan adat dan etika yang berlaku dikalangan masyarakat. Parabiton ima na mangalindungi badan dohot na pajeges hiasan ni pamatang. (Pakaianlah yang melindungi tubuh, dan menjadi hiasan bagi tubuh). Tontu parabiton i, anso jeges dibuat bahan parabiton si godang arga, dohot jeges nompana cocok tu pamatang niba. (Tentunya harus dibuat dari bahan yang baik, dijahit dengan rapi dan sesuai dengan tubuh). Sumberna pe dibuat sian na ias. Inda sian na ditangko, inda sian na dirampas. (Sumbernya juga harus bersih, bukan hasil curian, bukan hasil rampasan). Dohot selalu dipelihara anso totop ias. Inda dicaci sanga dikeceti halak sanga sian diapot ni parabiton i. Muda ias parabiton dohot cara pamake niba, biasona menggambarkan dohot do ate-ate, sanga roha niba marhagiot na ias. (Selalu dijaga kebersihannya, jangan menjadi bahan gunjingan sumber mendapatkannya. Kalau pakaian dan cara berpakaian rapi, biasanya akan menggambarkan isi hati, dan suka dengan hal-hal yang bersih). 

Salah satu etika berpakaian etnis Angkola-Mandailing pada perempuan yaitu memakai sarung. Setelah memakai pakaian pada umumnya akan ditambahkan dengan sarung dengan cara melilitkannya di pinggang sampai menutupi bagian kaki. Nilai yang terkandung pada paias parabitonmu memiliki nilai kebajikan. Pakaian merupakan bagian yang esensial yang harus dijaga kebersihannya. Cara berpakaian pada etnis Angkola-Mandailing merupakan salah satu etika yang harus dilakukan oleh anak terhadap orang tuanya, pamannya, dan semua masyarakat. Para orang tua juga selalu menjaga etika berpakaian di depan orang lain, terlebih pada baso-baso (orang yang disegani dari posisi adat) tidak boleh berpakaian yang tidak menutup tubuh dengan baik, prempuan biasanya harus memakai kerudung. 4. Paias Bagasmu (bersihkan rumahmu) Rumah merupakan tempat berteduh, beristirahat, tempat menyimpan harta benda, dan tempat untuk menerima tamu. Etnis Angkola-Mandailing sangat menjunjung tinggi nilai kekeluargaan. Bila ada tamu akan dilayani dengan sepenuh hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun