Ketika laki-laki lusuh itu menghampiri
Dengan tatapan sayu,ia menyodorkan sebuah kaleng kosong
Sambil bergumam,sembari sesekali melemparkan senyum
Aku mengisi kaleng kosong itu dengan selembar rupiah
Lagi - lagi aku tak nyaman
Sebab, sebuah kalimat selalu menghantui; "apa kau merasa lebih beruntung dari laki - laki itu ?"
Aku benci dengan deretan kalimat ini,karena seolah "mengamini" bahwa kemiskinan itu adalah takdir!
Yogyakarta,6 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!