Mohon tunggu...
Rina Fajar Kartika Putri
Rina Fajar Kartika Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dalam Sekolah Penggerak untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia

11 Juni 2022   22:45 Diperbarui: 11 Juni 2022   23:21 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terstuktur mengenai pengetahuan dan keterampilan yang diturunkan oleh turun – temurun yang mempunyai tujuan untuk mewujudkan dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam pendidikan tentunya mempunyai tujuan yaitu sebagai landasan dasar untuk meningkatkan sumber daya manusia demi mewujudkan kualitas seseorang individu yang memiliki pola pikir yang berkembang sesuai dengan kemampuannya masing – masing (Riowati & Yoenanto, 2022). Disini peran pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, dengan adanya pendidikan seseorang akan mendapatkan kualitas yang tinggi pada dirinya sendiri. Dengan ini pemerintah terus berupaya demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yaitu pemerintah dengan program merdeka belajar. Merdeka belajar disini sekolah dapat berinovasi dalam membangun kualitas sekolahnya masing – masing (Wijaya et all., 2020).

Sekolah penggerak merupakan salah satu komponen kebijakan merdeka belajar yang mempuyai tujuan mencetak sumber daya manusia yang mengembangkan hasil belajar peserta didik yang kooperatif mengandung segala kompetensi – kompetensi sehingga menghasilkan pelajar pancasila (Patilima, 2022). Peran guru dalam sekolah penggerak juga sangatlah penting, karena menjadi fasilitator dan motivatir dalam proses pembelajaran. Maka dari itu perlunya seluruh elemen sekolah dapat mengkaji lebih dalam mengenai program merdeka belajar tersebut. Tetapi tidak semua sekolah akan bisa menerapkan program merdeka belajar, karena karakteristik tiap sekolah yang berbeda – beda tentunya. Hal ini dapat menyebabkan pro dan kontra mengenai merdeka belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbud. Dalam hal ini tentunya sangat diperlukan evaluasi - evaluasi untuk mengkaji ulang program merdeka belajar sebagai bahan penilaian, tentunya dengan adanya merdeka belajar sekolah dapat lebih berinovasi secara kreatif sehingga mendapat dampak positif dari merdeka belajar itu sendiri.

Penjelasan dari Nadiem Makarim mengenai sekolah penggerak ini mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pendidikan di Indonesia untuk membawa perubahan dan peningkatan mutu pendidikan (Faiz & Faridah, 2022). Disini peran guru tentunya sangatlah penting, guru sebagai fasilitator bagi peserta didik untuk mentransferkan ilmunya dalam proses pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan peserta didik secara holistik. Dalam sekolah penggerak ini nilai – nilai pancasila menjadi landasan dasar untuk melahirkan generasi – generasi bangsa yang tentunya memiliki nilai karakter yang sesuai dengan butir – butir pancasila dan terus melekat pada jati dirinya (Rachmawati et all., 2022). Dalam proses pembelajaran peserta didik akan lebih kooperatif dan berinovasi, tenaga pendidik pun harus menciptakan segala ide – ide yang tentunya lebih kreatif sehingga memancing kemampuan peserta didik untuk terus berkembang.

Kompetensi pendagogi dalam sekolah penggerak juga komponen yang sangat penting untuk terus dikembangkan dan tentunya perlu dikaji lebih dalam, mengingat guru yang berkualitas harus mempunyai kompetensi pendagogi yang baik agar dapat tercapainnya tujuan pendidikan negara Indonesia ini (Faiz & Faridah, 2022). Kemampuan guru dalam beradaptasi dengan kurikulum - kurikulum juga sangat penting, guru harus menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik peserta didik tentunya dan dengan perkembangan teknologi (Sijabat et all. 2022). Hal ini akan menjadi sebuah tantangan bagi guru yang akan terus belajar dalam mendalami adaptasi kurikulum dan teknologi yang sekarang sudah semakin canggih. Tentunya dalam proses pembelajaran pada era sekarang media – media pembelajaran yang masih menggunakan ecomedia perlahan – lahan akan berganti dengan media pembelajaran berbasis online, ini akan mendorong guru harus berupaya dalam memanfaatkan media online untuk menunjang proses pembelajaran.

Kebebasan belajar berarti siswa memiliki kesempatan untuk belajar senyaman mungkin tanpa adanya rasa tertekan maupun stres. Penerapan konsep merdeka belajar ini diharapkan dapat memudahkan guru untuk terus fokus pada pelaksanaan penyampaian pembelajaran, sehingga memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan media dan bahan ajar untuk mencapai pendidikan yang berkualitas apabila waktu yang dialokasikan cukup (Riowati & Yoenanto, 2022). Sebagai seorang guru tentunya harus mempunyai kompetensi manajemen kelas untuk mengatur kelasnya agar tercipta kelas yang kondusif sehingga akan memciptakan suasana belajar yang nyaman.

Upaya program guru penggerak ini ditujukan untuk menumbuhkan benih-benih unggul masa depan peserta didik berprestasi yang dapat memimpin transformasi sekolah menuju pendidikan yang lebih komprehensif bermutu tinggi. Untuk mencapai penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, program pendidikan guru penggerak ini dilaksanakan berdasarkan elemen kompetensi - kompetensi pembelajaran, meliputi praktik didalam masyarakat, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi dan pengembangan peserta didik, serta kemampuan mendukung dalam pengembangan diri sendiri dan tentunya sekolah (Riowati & Yoenanto, 2022). Dengan kompetensi – kompetensi tersebut diharapkan akan menjadi sebuah cita – cita yang harus senantiasa dicapai oleh sistem pendidikan di Indonesia.

Salah satu kompetensi dari sekolah penggerak ini adalah pembelajaran berdiferensiasi, dalam pembelajaran diferensiasi ini mengakui bahwa semua peserta didik adalah unik dan berbeda satu sama lain. Pembelajaran berdiferensiasi tentunya akan menyediakan apa yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena input mereka yang berbeda, perbedaan antar individu harus menjadi sebuah perhatian yang cukup serius bagi guru maupun sekolah. Hal ini karena peserta didik tentunya tumbuh dalam lingkungan dan budaya yang berbeda - beda satu sama lain. Pembelajaran ini berlangsung dalam berbagai cara untuk memahami minat dan bakat peserta didik (Faiz et all., 2022).

Tentu saja siswa juga memiliki minatnya sendiri - sendiri, dan minat itu pasti berbeda. Melibatkan minat siswa adalah tentang menghubungkan pekerjaan yang menyentuh minat mereka, maka akan meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan itu peserta didik tetap tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran, maka usaha yang dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan studinya akan terus meningkat. Yang perlu dipahami guru adalah bahwa pembelajaran yang mengutamakan minat peserta didik tidak hanya menyenangkan, memperluasnya, tetapi juga membantu peserta didik dapat  menemukan minatnya yang baru dan lebih beragam (Faiz et all., 2022). Peran guru tidak hanya untuk mentransferkan ilmunya, tetapi guru juga harus bisa memahami bakat dan minat dari peserta didiknya untuk menunjang kemampuan dari peserta didik tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun