Sebagian dari kalian mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah “Quarter Life Crisis” atau dalam Bahasa Indonesianya berarti “Krisis Usia Seperempat Abad”. Mungkin salah satu dari kalian sudah berada dalam fase ini? Fase disaat kalian sering cemas dengan diri kalian sendiri, atau bahkan dari kalian sering bertanya dengan diri kalian “Kenapa sih aku ambil jurusan ini, apa ini passionku? Setelah aku kuliah enaknya lanjut kerja apa menikah ya? Kok bisa sih teman-temanku bisa seperti itu, sedangkan aku tidak berguna seperti ini”
Jika kalian masih sering bertanya-tanya tentang diri kalian mau jadi seperti apa, berarti kalian berada dalam fase Quarter Life Crisis. Jadi, Quarter Life Crisis adalah fase krisis emosional yang terjadi karena perubahan ketidakstabilan diri yang umumnya terjadi diusia 20-30 tahun. biasanya kekhawatiran ini berasal dari karir, hubungan percintaan, dan kehidupan sosial yang membuat kita ragu/insecure dan akhirnya membuat hilang arah terhadap masa depan.
Menurut Stapleton, Quarter Life Crisis memberikan pengaruh sebesar 86% terhadap generasi milenial, ia menjumpai kebanyakan dari mereka mengalami kekecewaan, kesepian, kegelisahan, bahkan mengalami depresi. Terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkan, fase ini adalah hal yang sangat penting dialami oleh setiap orang. Manfaatnya yaitu untuk mengenali lebih dalam terhadap diri kita serta menyiapkan berbagai kemungkinan dan tujuan kita dimasa depan.
Meskipun demikian, Quarter Life Crisis bukanlah suatu hal yang harus kita takuti bahkan kita hindari. Tenang aja, ini merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang yang berada dalam masa transisi menuju fase hidup selanjutnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mempersiapkan fase ini dengan baik supaya dapat meraih tujuan hidup yang diinginkan dimasa mendatang. Lantas apa saja ciri-ciri ketika kalian sedang mengalami Quarter Life Crisis, diantaranya :
- Menurunnya kepercayaan terhadap diri sendiri
Orang yang mengalami Quarter Life Crisis akan merasa tidak cukup baik dan beranggapan bahwa orang lain pasti lebih baik dari pada daripada dirinya. Fase ini akan menimbulkan pesimisme yang berlebihan terhadap diri sendiri sehingga kepercayaannya kepada diri sendiri jelas menurun.
- Suka membandingkan dirinya dengan teman sebayanya
Terlalu cemas dengan diri sendiri membuat kita lebih sering membandingkan apa yang sudah kita capai dengan teman kita. Biasanya perasaan ini muncul ketika kita merasa tidak cukup baik daripada orang yang kita bandingkan, yang akhirnya kita merasa bahwa hidup kita tidak berharga. Selain itu, mencari pengakuan atas kemampuan yang kita miliki juga menjadi penyebab mengapa kita suka membandingkan diri kita dengan orang lain.
- Selalu menanyakan tentang keputusan yang diambil
Kalian pasti pernah menanyakan kepada diri sendiri seperti, “Apakah jurusan ini cocok ya sama passion ku? Bener ga sih aku ambil jurusan ini?”. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini merupakan tanda kalua kalian berada dalam fase Quarter Life Crisis.
- Cemas dengan masa depan
Orang-orang dalam masa Quarter Life Crisis akan merasa terjebak dan frustasi terhadap keadaan yang sudah tidak bisa dirubah. Misalnya merasa kejebak dengan jurusan yang dipilih, pekerjaan yang ditekuni, dan bahkan pasangan yang mereka pilih. Yang pada akhirnya membuat mereka frustasi terhadap pilihan hidup dan sering mempertanyakan keadaan sehingga membuat mereka binggung dengan tujuan hidup mereka. Jadi, memang orang yang mengalami Quarter Life Crisis akan rentan dan cenderung depresi.
Jika kalian mengalami kondisi seperti yang diatas, maka kalian termasuk orang yang mengalami Quarter Life Crisis. Memang wajar mengalami hal tersebut, tetapi jangan menggangap Quarter Life Crisis menjadi suatu hal yang remeh. Karena bila tidak ditanggani dengan bijak, kondisi tersebut akan mengakibatkan hal-hal negatif terjadi. Lantas apa yang harus kita lakukan jika kejadian tersebut terjadi kepada kita atau mungkin orang terdekat kita.
Ada beberapa hal yang dapat kalian lakukan diantaranya :
- Kenalilah dirimu lebih dalam
Kalian bisa menggali potensi diri kalian dengan menggenali diri kalian sendiri. Kelebihan yang kita punya pasti menjadi hal yang paling kita sukai dan pasti nyaman untuk melakukannya. Oleh karena itu, kalian bisa mencoba menjawab pertanyan berikut untuk bisa tahu apa yang kalian cari dalam kehidupan ini:
- Apa sih kelebihan dan kekurangan dari diri kamu?
- Apa Goals utama yang ingin kamu capai?
- Apakah kelebihan yang kamu miliki dapat membantu untuk meraih Goals kamu?