Masyarakat dikelurahan Keranggan kecamatan Setu, kota tangerang selatan menggandalkan hidupnya dengan membuka industri pembuatan kacang sangrai sebagai industri rumahan. kacang sangrai ini dahulunya menjadi salah satu kuliner khas yang terus eksis dikota tangerang selatan, itu terbukti dengan banyaknya outlet-outlet yang menjual produk kacang sangrai didaerah keranggan ataupun dipasar-pasar yang ada ditangsel.
Dari hasil wawancara kami dengan ibu Hj. Mamuah beliau menjelaskan proses pembuatan kacang sangrai itu digoreng menggunakan pasir. Kacang tersebut tidak ditanam sendiri melainkan mensuplai dari daerah sumedang lalu kacang-kacang tersebut dibersihkan terlebih dahulu dengan cara direndam kedalam air kemudian dikeringkan setelah kering, lalu dimasukkan kedalam kuali yang sangat besar.Â
Pada tahun 1982 pendapatan nya apabila dirupiahkan dizaman sekarang berkisar 3-4 juta dalam sehari kacang tersebut dijual perkilonya seharga Rp. 12000, biasanya satu orang bisa membeli kacang sangrai minimal 5kg dan dalam sehari bisa lebih dari 5 orang pembeli.Â
dalam penjualan nya tidak hanya langsung datang ke tempat produksi tetapi ibu Hj. Mamuah juga menyalurkan kepada agen-agen yang ada disekitar daerah tangerang selatan , jadi para konsumen dapat membeli kacang sangrai di agen-agen terdekat.Â
Sedangkan zaman sekarang produksi dan penjualan kacang sangrai sudah menurun dikarenakan belum adanya bantuan teknologi yang terbaharukan sehingga pengusaha-pengusaha kacang sangrai didaerah tangsel kalah saing dengan pengusaha yang telah menggunakan teknologi moderen. Pada saat ini pendapatan ibu Hj. Mamuah perbulan nya berkisar 2-3 juta perbulan, untuk harga perkilonya tetap dijual dengan harga yang sama Rp. 12000.
Sebagai wilayah yang memiliki potensi dan ciri khas kuliner harapannya pemerintah dapat membantu UMKM kacang sangrai khususnya didaerah keranggan untuk bangkit dan terus mengembangkan potensi-potensi tersebut sehingga ciri khas kuliner didaerah keranggan tidak hilang, mungkin pemerintah bisa mensupport dengan memberikan bantuan seperti teknologi yang terbaharukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H