Willibrordus Surendra Broto Rendra atau biasa disebut W.S Rendra yang lahir di Solo, 07 November 1935 penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah. Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah.
Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu. Ia memulai pendidikannya dari TK (1942) hingga menyelesaikan sekolah menengah atasnya, SMA (1952), di sekolah Katolik, St. Yosef di kota Solo.Itulah sedikit biografi dari W.S Rendra.
Analisis sebuah puisi yang berjudul "Surat Cinta" karya W.S Rendra dari kumpulan puisi yang terpilih.
Puisi yang menggambarkan ada seorang lelaki yang sedang jatuh cinta dan ingin meminang kekasih pujaanya melalui surat tertulis.Penyair ini sudah membayangkan akan pernikahannya yang akan datang.
Dalam baris-baris awal menggambarkan bahwa penyair menuliskan surat itu disaat hujan gerimis dan terdengar suara angin berhembus an.Penyair di baris baris awal menggambarkan sedang jatuh cinta seperti di kata"Aku cinta kepadamu!".Disitu penyair sedang mengungkapkan perasaannya yang sangat mencintai kekasih pujaanya.
Pada baris yang selanjutnya,penyair sepertinya ingin serius dengan kekasihnya itu seperti kata "Ku pinang kau menjadi istriku"yang menggambarkan bahwa penyair sudah serius dan sangat ingin hidup dengan wanita pujaannya .
Baris selanjutnya penyair sudah membayangkan bagaimana sang kekasih menggunakan baju pengantin yang terlihat sangat cantik dan anggun.Penyair mengungkapkan ingin membimbing hingga ke perkawinan .Dengan mengucapakan "Aku melamarmu"itu sudah jelas jika penyair ingin sangat menikah i kekasih nya tersebut.
Dan pada baris terahir penyair menggambarkan jika penyair ingin kekasihnya menjadi ibu dari anak-anaknya kelak yang berarti ingin dia menjadi istri penyair,bisa disimpulkan bahwa dari puisi "Surat Cinta"tersebut adalah seorang lelaki yang ingin melamar atau meminang kekasih pujaannya untuk hidup dengannya selamanya.
Pada baris awal terdapat majas penegasan yaitu majas yang digunakan untuk menyatakan objek dengan secara tegas."Ku tulis surat ini,Kala hujan gerimis".
Analisis puisi "Sajak Rajawali" baris awal menggambarkan bahwa ada sebuah sangkar dari besi yang tidak bisa mengubah rajawali menjadi burung Nuri yang maksudnya penyair adalah hanya burung rajawali bukan yang lainnya, baris selanjutnya menggambarkan bahwa rajawali adalah kekasih langit yang pada saat rajawali berada didalam sangkar besi langit selalu menanti nya kembali terbang ke langit asalnya,dan pada baris baris selanjutnya penyair menggambarkan dalam puisinya bahwa langit tanpa rajawali sangatlah sepi dan karena bagai saat ada tujuh langit pasti ada tujuh rajawali , penyair juga menggambarkan dalam puisinya jika rajawali yang terbang tinggi memasuki kesepian Dan memandangi dunia, Baris akhir menggambarkan bahwa rajawali terbang tinggi dan membela setia,dan dia akan mematuk kedua matamu bagi yang mencemari langit atau yang mengotori kesimpulan dari puisi "Sajak Rajawali"ini adalah sepertinya langit yang hampa tanpa adanya rajawali yang berterbangan atau sepinya langit tanpa adanya rajawali karena rajawali yang ada di dalam sangkar.
Di dalam puisi ini terdapat beberapa majas yang pertama ada majas personifikasi karena menggunakan perilaku manusia terhadap sesuatu yang bukan manusia,"Keringat Matahari".Ada juga majas Metafora yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang lebih imajinatif atau membayangkan "mengubah rajawali menjadi seekor burung Nuri"
KANGEN
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
kerna luka telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api.
Pada puisi "Kangen" ini menggambarkan bahwa penyair yang sedang merasakan kesepian dalam menghadapi hari harinya tanpa adanya cinta di sisinya,penyair disini merasa sangat terluka.Penyair juga membayangkan wajah nya pun sudah terasa dirinya sangat lah tersiksa.Jadi kesimpulan dari puisi ini adalah bahwa penyair sangat lah tersiksa dengan rasa Kangen yang sedang ia rasakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H