Mohon tunggu...
RINA AGUSTINI
RINA AGUSTINI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru SMK Kuliner, berpihak pada murid, mengantarkan murid menjadi lulusan yang dapat berwirausaha, bekerja dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Koneksi antar Materi Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kabajikan Seorang Pemimpin

14 Februari 2024   22:56 Diperbarui: 14 Februari 2024   23:06 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

 

Pernyataan ini menggambarkan pandangan bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah untuk membentuk manusia secara holistik, termasuk aspek perilaku dan moral. Dengan demikian, pernyataan tersebut menyiratkan bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan perilaku individu agar mereka menjadi anggota masyarakat yang etis, bertanggung jawab, dan berkontribusi positif bagi kesejahteraan bersama. Dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah saya alami di modul ini adalah : pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai kebajikan membentuk fondasi yang kuat bagi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan yang etis dan bertanggung jawab. Seorang pemimpin yang dididik dengan baik akan terbiasa mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambilnya.

RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI KEBAJIKAN SEORANG PEMIMPIN

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
  • Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa) yaitu: Ing ngarsa sung tuladha (yang di depan memberi teladan/contoh) Ing madya mangun karsa (di tengah membangun prakarsa/semangat) Tut wuri handayani (dari belakang mendukung). Dengan memahami dan mengaplikasikan filosofi Ki Hajar Dewantara dan konsep Pratap Triloka, seorang pemimpin dapat mengembangkan pendekatan yang holistik, beretika, dan berkelanjutan dalam pengambilan keputusan. Ini akan membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, adil, dan berbudaya, yang pada gilirannya akan memperkuat kinerja dan keberlanjutan organisasi secara keseluruhan.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
  • Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Dengan memahami bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita memengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan, kita dapat lebih sadar akan alasan di balik tindakan dan keputusan kita. Ini memungkinkan kita untuk menjadi pemimpin yang lebih konsisten, etis, dan bertanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan. Kita harus Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) tentang proses pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan yang berada di antara berbagai pemangku kepentingan. Memberi tanggapan atau membagi pengalaman pengambilan keputusan, mengamati proses seorang pemimpin dalam mengambil keputusan, bagaimana proses dan hasilnya.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pengambilan keputusan dan kegiatan coaching memiliki hubungan yang erat, terutama ketika coaching bertujuan untuk membantu individu memperbaiki kemampuan mereka dalam mengambil keputusan. Dengan demikian, kegiatan coaching dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperbaiki kemampuan individu dalam mengambil keputusan dengan lebih baik. Melalui proses coaching, individu dapat belajar untuk lebih menyadari faktor-faktor yang memengaruhi keputusan mereka, mengembangkan keterampilan yang diperlukan, dan merencanakan tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan mereka secara efektif.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
  • Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, terutama dalam menghadapi masalah dilema etika. Kemampuan guru untuk merasakan dan memahami perasaan, pikiran, dan pengalaman siswa serta pihak-pihak terkait lainnya dapat membantu mereka memahami sudut pandang yang berbeda-beda dalam situasi dilema etika. Dengan memiliki empati yang tinggi, guru dapat lebih baik mempertimbangkan konsekuensi dari berbagai keputusan yang mungkin diambil terhadap individu dan kelompok yang terlibat. Aspek sosial emosional juga mempengaruhi kemampuan guru dalam memecahkan konflik antara nilai-nilai yang berbeda atau antara kepentingan yang saling bertentangan. Guru yang memiliki keterampilan dalam mengelola konflik secara empatik dan adil akan lebih mampu mencari solusi yang mengakomodasi kepentingan semua pihak terlibat dalam situasi dilema etika. Aspek sosial emosional juga mencakup kemampuan guru dalam berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pihak yang terlibat dalam situasi dilema etika. Dengan berkomunikasi dengan baik, guru dapat menjelaskan pemikiran, nilai-nilai, dan pertimbangan mereka dengan jelas kepada semua pihak terkait, sehingga dapat mencapai pemahaman yang lebih baik dan membangun solusi yang diterima bersama.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
  • Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika seringkali kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang guru karena nilai-nilai tersebut menjadi landasan atau kerangka kerja dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah tersebut. Seorang pendidik seringkali didorong oleh nilai-nilai moral dan etika tertentu yang mereka anut. Nilai-nilai ini dapat mencakup reflektif, kritis , kreatif, kejujuran, integritas, keadilan, empati, dan tanggung jawab sosial. Dalam menghadapi situasi yang melibatkan dilema moral atau etika, guru cenderung mengacu pada nilai-nilai ini untuk membimbing pengambilan keputusan. Guru juga diharapkan untuk mematuhi standar etika dan kode etik perilaku yang ditetapkan oleh profesi. Kode etik ini menetapkan panduan tentang bagaimana guru seharusnya bertindak dalam situasi yang melibatkan keputusan moral atau etika. Oleh karena itu, pembahasan studi kasus seringkali akan mengacu pada nilai-nilai etika profesional yang dianut oleh seorang guru.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ? 
  • Pengambilan keputusan yang tepat sangat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman dalam berbagai konteks, termasuk di sekolah. Keputusan yang tepat cenderung memenuhi kebutuhan dan harapan berbagai pihak yang terlibat, seperti murid, orang tua, guru, dan staf sekolah. Ini dapat meningkatkan kepuasan dan rasa percaya diri di antara semua pihak dan membangun hubungan yang lebih baik antar mereka. Dengan demikian, pengambilan keputusan yang tepat tidak hanya memengaruhi hasil konkret dari keputusan tersebut, tetapi juga membentuk iklim dan budaya organisasional yang positif di sekitar komunitas pendidikan. Lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman ini penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan holistik semua anggota komunitas pendidikan.
  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
  • Tantangan yang dihadapi dilingkungan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah :
  • Kasus dilema etika yang kompleks harus dianalisis dengan cermat setiap kasus, memahami perspektif semua pihak yang terlibat, dan menemukan solusi yang tepat tanpa melanggar prinsip-prinsip etika atau hukum yang berlaku.
  • Kolaborasi dan komunikasi : saya harus memastikan kolaborasi dan komunikasi yang baik dengan semua pihak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
  • Pemahaman dan Kesiapan: Tidak semua warga  sekolah mungkin memiliki pemahaman yang sama tentang prinsip-prinsip etika atau kemampuan untuk menangani kasus dilema etika dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi saya untuk menyampaikan informasi yang diperlukan kepada semua warga sekolah  agar mereka siap dalam menghadapi dilema etika.

Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Ada, yaitu tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika di lingkungan sekolah seringkali berkaitan dengan perubahan paradigma yang terjadi di dalamnya. Pergeseran menuju pendekatan yang lebih inklusif, berorientasi pada siswa, dan berbasis pada nilai-nilai etika menuntut untuk menyesuaikan praktek dan proses pengambilan keputusan untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan beragam pemangku kepentingan dan prinsip-prinsip moral yang mendasari pendidikan.


Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

  • Pengaruh pengambilan keputusan yang di ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Dengan merdeka belajar, murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Pengambilan keputusan yang memerdekakan murid-murid dapat memiliki dampak positif pada pengajaran yang memerdekakan mereka. Dengan demikian, pengambilan keputusan yang memerdekakan murid-murid dapat memberikan dampak positif pada pengajaran yang memerdekakan mereka. Ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang responsif, inklusif, dan memberdayakan, yang memungkinkan setiap murid untuk mencapai potensi mereka secara optimal.

  • Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
  • Memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda melibatkan beberapa tahapan dan pertimbangan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
  • Memiliki pemahaman yang mendalam tentang setiap murid secara individu, termasuk kekuatan, kelemahan, minat, dan gaya belajar mereka. Observasi, evaluasi, dan interaksi personal dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan dan potensi unik setiap murid.
  • Setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan pendekatan pembelajaran yang beragam, mulai dari pembelajaran visual, auditif, hingga kinestetik. Pembelajaran berdiferensiasi  menyediakan berbagai pendekatan pembelajaran, kita dapat memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda-beda dari setiap murid.
  • Untuk murid yang membutuhkan dukungan tambahan dalam pembelajaran, penting untuk menyediakan bantuan dan sumber daya yang sesuai. Ini bisa berupa bimbingan individu, program remedial, atau dukungan khusus lainnya sesuai dengan kebutuhan murid.
  • Kolaborasi dengan Orang juga penting dalam memutuskan pembelajaran yang tepat untuk setiap murid. Orang tua bisa memberikan wawasan tentang kebutuhan dan minat anak mereka.
  • Proses memutuskan pembelajaran yang tepat juga melibatkan evaluasi dan pemantauan berkala terhadap kemajuan murid. Dengan terus memantau perkembangan murid, kita dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran dan memberikan dukungan tambahan jika diperlukan.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
  • Setiap keputusan akan memiliki implikasinya masing-masing, dan mungkin sebuah keputusan tidak akan memuaskan semua pihak. Sebagai seorang pendidik dan pemimpin, kita akan terus berusaha menempatkan kepentingan murid sebagai prioritas dalam proses yang kita jalani. Sebagai seorang pendidik, teruslah belajar dan berusaha menjadi suri teladan bagi murid-murid dengan melakukan yang terbaik, dan terus berpegang pada nilai-nilai kebajikan agar murid-murid. Kita akan  tumbuh menjadi manusia Indonesia yang berintegritas, berkarakter, serta senantiasa mengambil keputusan-keputusan yang etis dengan penuh tanggung jawab dan kelak keputusan yang kita ambil dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-murid kita. Keputusan seorang pemimpin pembelajaran tidak hanya memengaruhi pengalaman pendidikan sehari-hari murid-muridnya, tetapi juga dapat membentuk arah dan masa depan mereka. Dengan memperhatikan kebutuhan, potensi, dan aspirasi setiap murid, seorang pemimpin pembelajaran dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam kehidupan mereka.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun